Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan dua fenomena alam yang terjadi adalah bulan purnama dan erupsi Gunung Anak Krakatau. Meski terjadi di waktu yang hampir bersamaan, dari analisi BMKG Tsunami terjadi karena erupsi dari Gunung Anak Krakatau.
"Ada indikasi yang terjadi memang pada hari yang sama ada gelombang tinggi ada bulan purnama. Namun juga terjadi erupsi Anak Gunung Krakatau yang diduga mengakibatkan tsunami," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers di Kantor BMKG, seperti dikutip Antara, Minggu (23/12/2018).
Ia menjelaskan, BMKG sebelumnya telah memberi peringatan bahwa pada tanggal 20-25 Desember akan terjadi gelombang tinggi pada kawasan perairan Banten atau Selat Sunda. Sedangkan kondisi Gunung Anak Krakatau memang telah aktif sejak bulan Juni dan terjadi beberapa kali erupsi.
Menurut dia, usai terjadinya gelombang tsunami, BMKG segera berkoordinasi dengan Badan Geologi untuk memastikan penyebab fenomena alam tersebut.
"Jadi tsunami yang terjadi bukan karena seperti yang disampaikan BMKG (yakni karena) gempa, tadi sudah di cek tidak-tidak ada gejala tektonik yang menyebabkan tsunami, sehingga setelah kami koordinasi bahwa diduga akibat erupsi tersebut kemungkinan bisa langsung atau tidak langsung memicu terjadinya tsunami," jelasnya.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho pun menyampaikan permohonan maafnya karena sempat memberikan informasi kalau peristiwa yang terjadi di Pantai Anyer, Banten bukan Tsunami.
-
Nasional21 Feb 2022 22:00
Fenomena Hujan Es di Surabaya, Ini Penjelasan Ilmiahnya