ERA.id - Sebuah video pendek yang menunjukkan awan berbentuk ombak besar di lokasi Pantai Polewali Mandar (Polman), Selasa (19/01/2021) pagi tadi, viral di media sosial khususnya Instagram.
Video itu diunggah oleh Dekan FTI UMI Makassar, Zakir Sabara. Agar tidak terjadi salah tafsir di kalangan masyarakat dan menganggap fenomena alam itu adalah ancaman yang besar, BMKG menanggapinya.
Diketahui, awan tersebut memang kerap muncul ketika musim penghujan tiba di setiap daerah yang berlokasi dekat dengan bibir pantai. Kepala Bidang Informasi BMKG Sulsel, Hanafi Hamzah menjelaskan bahwa secara ilmiah fenomena awan tersebut dinamakan sebagai awan arcus berdasarkan kajian ilmiah cloud atlas World Meteorological Organization (WMO).
Hanafi bilang fitur awan arcus dapat ditemukan di antara jenis awan cumulonimbus dan cumulus. Menurut Hanafi, awan arcus ini merupakan awan yang lazim terjadi.
"Memiliki tinggi dasar awan yang rendah. Serta formasi pembentukannya horizontal, seolah-olah seperti gelombang," beber Hanafi melalui pesan singkatnya.
Lebih lanjutnya, Hanafi menuturkan fenomena awan arcus terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer di sepanjang pertemuan massa udara yang lebih dingin dengan massa udara yang lebih hangat serta lembab.
"Kondisi tersebut dapat terjadi salah satunya karena adanya fenomena angin laut dalam skala yang luas yang mendorong massa udara ke arah daratan," ungkapnya.
Kemunculan awan Arcus ini dikatakan juga dapat menimbulkan angin kencang dan hujan lebat yang dapat disertai kilat juga petir di sekitar pertumbuhan awan tersebut.
"Keberadaan awan tersebut murni merupakan fenomena pembentukan awan yang terjadi akibat adanya kondisi dinamika atmosfer dan tidak ada kaitannya dengan potensi gempa atau tsunami maupun hal-hal mistis lainnya," jelasnya.
Sementara itu, masyarakat yang sering melihat atau menemukan fenomena awan arcus tersebut diminta untuk tidak terpengaruh oleh adanya berita yang mengkait-kaitkan fenomena awan arcus dengan hal di luar nalar.
BMKG meminta agar masyarakat senantiasa mewaspadai tentang dampak cuaca ekstrem yang berdampak pada alam sekitarnya, serta menunggu informasi resmi dari BMKG. "Mohon tetap waspada terhadap potensi kondisi cuaca buruk dan dapat selalu memperbaarui informasi dari BMKG," pungkas Hanafi.