"Tetapi memang split voters di PPP itu masih diakui, masih ada. Jadi kalau dikatakan masih tinggi, wajar saja. Terutama untuk PPP dan Golkar, karena ini ada shifting position dari yang awalnya ke Pak Prabowo (kemudian) ke Pak Jokowi," tutur Asrul di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (24/1/2019).
Asrul bercerita, saat itu, sebelum memutuskan mengusung Prabowo-Hatta, PPP telah melalukan survei internal. Dan elektabilitas Prabowo-Hatta dalam survei tersebutlah yang akhirnya jadi landasan partai untuk mendukung Prabowo-Hatta.
"Tahun 2014 kita kan sama-sama tahu bahwa PPP mengusung Prabowo-Hatta. Ketika kami saat itu memutuskan mengusung Prabowo-Hatta itu memang kami melakukan juga survei internal," jelasnya.
"Pada saat kami pertengahan 2017 mengadakan mukernas untuk menjajaki kepada siapa dukungan pada pilpres 2019 akan diberikan. Itu tingkat dukungan kepada Pak Jokowi sudah 40-an persen. Sebaliknya, tingkat dukungan kepada Pak Prabowo pada saat itu di bawah 25 persen. Ini posisi pada 2017. Nah tingkat dukungan ini meningkat terus."
Meski begitu, Asrul yakin, di sisa waktu jelang pemilihan pada 17 April 2019, angka split voters bisa mengecil. Katanya, target PPP soal split voters ini berkisar di angka 80-an persen. Katanya, PPP saat ini tengah menyempurnakan strategi yang telah mereka gunakan hingga berhasil meningkatkan angka dukungan ke angka 40 persen.
"Ada dong. Kan kalau tidak ada, tidak akan naik. Kan tadi saya sampaikan, mulai dari 31 persen, kemudian di angka 40-an persen. Kalau sekarang kan sebetulnya kalau kita lihat di rata rata dari enam lembaga survei tingkat rata ratanya (Jokowi) sudah 70-an persen," ucapnya.
Menurut dia, di struktur PPP sendiri, persentase split voters sudah kini sudah mencapai sekitar 85 persen. Struktur ini, katanya, mulai dari DPP sampai tingkat ranting. Namun, dia menjelaskan, kalau survei basisnya akar rumput bukan struktur.
"Jadi kalau dari basis struktur boleh dibilang nggak ada masalah. Yang ada tentu adalah orang-orang yang memang mencari kesempatan politik, karena dia secara legal sudah kalah, ya maka dia ke 02. Seperti yqng dideklrasikan dan mengklaim sebagai PPP asli. Kan proyek politik saja," tutupnya.