Belajar Politik dari Kuliner Nusantara

| 22 Feb 2019 17:47
Belajar Politik dari Kuliner Nusantara
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Wardhany/era.id)
Bandung, era.id - Sebuah makanan dan minuman ternyata tak hanya bisa memuaskan rasa lapar dan haus. Tapi juga memiliki pelajaran yang bisa dimaknai. 

Hal itu disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Kata dia, wisata kuliner dan memahami masakan nusantara dapat menjauhkan politik yang memecah belah.

"Mereka yang bisa memahami kuliner nusantara tak akan berpikir hoaks, tak akan berpikir fitnah," kata Hasto kepada wartawan di Restoran Sajian Sambara, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (22/2/2019).

Dia mencontohkan bakwan, misalnya. Kata Hasto, makanan ini terdiri dari berbagai macam bahan makanan yang berbeda. Ini sama seperti Indonesia yang terdiri dari banyak suku, agama, dan latar belakang namun bisa menyatu.

"Semuanya bersatu menjadi satu cita rasa dengan varian bumbu-bumbu yang luar biasa," kata dia.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto (Wardhany/era.id)

Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin ini juga mengatakan, Indonesia punya keanekaragaman makanan. Atas alasan inilah, maka setiap Safari Kebangsaan rombongan PDI Perjuangan tak pernah melewatkan wisata kuliner.

"Safari Politik ini sekaligus ingin membangun kecintaan kita terhadap kuliner nusantara. Khususnya terhadap anak-anak muda generasi milenial, mari kita gelorakan bahwa Indonesia yang begitu kaya dengan wisata kulinernya, adalah bagian dari kepribadian kita sebagai bangsa," ujarnya.

Hasto bercerita, pada tahun 1964, Bung Karno pernah membuat buku berjudul Mustika Rasa yang berisi resep-resep masakan Nusantara. Tujuannya adalah untuk mengajak mulut dan perut rakyat Indonesia tak terjajah oleh masakan impor. 

Selain itu, dia juga mengajak masyarakat Indonesia mengembangkam kuliner nusantara. Apalagi, gizi dan protein dalam masakan Indonesia sangat lengkap.

"Mari kita kembangkan makanan Indonesia dengan kekayaan gizi proteinnya untuk bersama-sama kita cintai sebagai bagian dari identitas nasional kita," tutupnya.

Rekomendasi