SBY Curhat soal Agum Gumelar yang Catut Namanya

| 15 Mar 2019 14:09
SBY Curhat soal Agum Gumelar yang Catut Namanya
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. (Twitter SBYudhoyono)
Jakarta, era.id - Video pernyataan Dewan Pertimbangan Presiden Agum Gumelar soal sidang militer terhadap Prabowo Subianto beredar di media sosial. Agum yang juga mantan Danjen Kopassus itu mengaku mengetahui korban penculikan 1998. Informasi itu didapat Agum dari mantan anak buahnya yang berdinas di Kopassus.

Agum menyebut, Prabowo Subianto terbukti bersalah melakukan pelanggaran HAM berat. DKP kemudian merekomendasikan kepada Panglima ABRI Wiranto untuk memberhentikan Prabowo dari dinas militer.

Dalam rekaman diskusi itu, Agum juga mengkritik dukungan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Prabowo. Sebab, SBY termasuk satu dari tujuh jenderal anggota Dewan Kehormatan Perwira (DKP) yang ikut menandatangani surat rekomendasi berisi pemecatan terhadap Prabowo karena terbukti melakukan pelanggaran terkait kasus penculikan aktivis 98.

 

Mengetahui namanya dicatut Agum, SBY menyebut hal itu sebagai upaya pembunuhan karakter dirinya. Seperti diketahui, SBY saat ini sedang fokus mengurus sang istri Ani Yudhoyono di Singapura yang terkena kanker darah. 

"Teman-teman, tentu saja saya sangat bisa menjawab dan melawan 'pembunuhan karakter' dari Pak Agum Gumelar terhadap saya tersebut. Tetapi tidak perlu saya lakukan, karena saya pikir tidak tepat dan tidak bijaksana," katanya, melalui keterangan tertulis yang diterima era.id, di Jakarta, Jumat (15/3/2019).

SBY mengaku, malu kalau harus bertengkar di depan publik mengenai tudingan Agum terhadapnya. Apalagi, saat ini situasi sosial dan politik makin panas jelang Pemilu 2019.

"Bagai jerami kering di tengah musim kemarau yang ekstrim dan panjang. Yang diperlukan bukanlah api, tetapi sesuatu yang meneduhkan dan menyejukkan. Apalagi polarisasi dalam kontestasi pilpres kali ini boleh dikatakan lebih keras dan ekstrim, ditambah jarak yang makin menganga antar identitas dan kelompok politik," jelasnya.

"Terus terang saya khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan di negeri ini, kalau kita semua, utamanya para pemimpin dan elit tidak pandai dan tidak arif dalam mengelolanya," lanjutnya.

Pertemuan antara SBY dengan Presiden Jokowi di Istana. (Twitter @SBYudhoyono)

Presiden ke-6 RI ini juga meyakini meskipun sebagai anggota Wantimpres Agum Gumelar sangat dekat dengan Jokowi, yang juga merupakan capres petahana. Namun, belum tentu kata-kata Agum itu sepengetahuan atau atas permintaan Jokowi. 

"Di antara kami, Pak Jokowi dan saya, berada dalam sikap dan posisi untuk saling menghormati. Secara sosial dan politik, sikap kami ini tentunya baik agar situasi nasional tetap teduh. Secara moral pun memang harus demikian," tuturnya.

Tuduhan Agum pengaruhi kondisi Ibu Ani

"Tadi malam, ketika saya mendampingi Ibu Ani di rumah sakit NUH Singapura, saya harus menenangkan perasaan Ibu Ani yang terus terang terganggu dengan pernyataan Pak Agum Gumelar beberapa saat yang lalu," katanya.

SBY menilai, Agum Gumelar tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba menyerang dan mendiskreditkan dirinya soal pencapresan Prabowo Subianto.

"Nampaknya Ibu Ani merasa tidak 'happy' dengan kata-kata Pak Agum yang menghina saya sebagai 'tidak punya prinsip'. Melihat Ibu Ani sedih, saya juga ikut sedih. Mengapa? Ibu Ani saat ini sedang berjuang untuk melawan dan mengalahkan kanker yang menyerang dirinya," tuturnya.

Menurut SBY, yang membuat Ibu Ani sedih karena pihaknya merasa selama ini hubungan keluarga Agum dengan keluarganya baik-baik. Bahkan, katanya, Ibu Linda istri Agum Gumelar pernah bersama-sama mengemban tugas di pemerintahan selama 5 tahun, Ibu Ani juga sangat sayang kepada Ibu Linda Gumelar.

SBY bersama istrinya di National University Hospital Singapura. (Twitter @SBYudhoyono)

"Namun, saya bisa meyakinkan Ibu Ani bahwa Pak Agum menyampaikan kata-kata tak baik itu karena hampir pasti tidak tahu dilema dan persoalan yang saya dan Partai Demokrat hadapi dalam Pilpres 2019 ini. Jika tahu, tak akan berkata begitu. Kecuali kalau Pak Agum memang tidak suka dan benci dengan saya," katanya.

SBY mengaku, dirinya mencoba menguatkan Ibu Ani dengan mengatakan kepada Ibu Ani percayalah saat ini lebih banyak orang yang bersimpati dan bahkan mendoakan Ibu Ani agar Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa mengangkat penyakit Ibu Ani, dibandingkan dengan yang mencercanya.

"Saya hanya minta satu hal kepada teman-teman, termasuk kader Demokrat, yang selama ini aktif berinteraksi dengan Ibu Ani di media sosial, agar untuk sementara tidak mengabarkan berita-berita yang mengganggu hati dan pikiran Ibu Ani," tuturnya.

Di samping itu, SBY meminta, agar ikut menjaga hati dan perasaan Ibu Ani dengan cara membatasi penyampaian berita atau isu yang bisa menambah beban pikirannya ketika berkomunikasi dengan Ibu Ani salah satunya melalui media sosial.

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi