"Dalam kurun waktu lima sampai tujuh hari ke depan hujan masih akan mengguyur Jayapura dengan intensitas sedang hingga lebat dari malam hingga dini hari. Kami imbau masyarakat untuk tetap waspada dengan kondisi cuaca tersebut," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, seperti dikutip Antara, Jumat (22/3/2019).
Potensi tersebut dengan memperhatikan adanya pengaruh kondisi lokal dan adanya pertemuan aliran udara yang terjadi akibat sistem pola tekanan rendah di utara Papua.
"Kondisi tersebut dapat berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan awan dan hujan di wilayah Jayapura," katanya.
Selain itu, perlu diwaspadai pula pola pertemuan aliran udara dan pertumbuhan awan di Papua bagian selatan, sebagai dampak adanya pengaruh siklon tropis Trevor, yang saat ini masih berada di Teluk Carpentaria, di sebelah selatan Papua.
Dengan adanya beberapa fenomena di atas, maka lima hari hingga seminggu ke depan curah hujan diprediksi masih cukup tinggi di Papua.
Disamping Siklon Tropis Trevor, kata Dwikorita, di selatan Nusa Tenggara Timur juga sedang muncul Siklon Tropis Veronica. Meskipun jaraknya sekitar 600 kilometer dari pantai NTT, dapat berdampak pada pertumbuhan awan hujan yang signifikan di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT serta ketinggian gelombang laut yang mencapai 4 - 6 meter si perairan selatan Jawa hingga NTT.
Menurut dia, ada sejumlah tanda yang bisa menjadi alarm peringatan dini saat terjadinya banjir bandang. Diantaranya, air sungai yang tiba-tiba berwarna keruh atau mengalir bersama lumpur, pasir, serta ranting dan batang kayu.
-
Megapolitan22 Feb 2021 10:56
Diungkap BMKG, Ini Penyebab Banjir Besar Jakarta 19-20 Februari
-
Afair27 Mar 2019 11:07
PVMBG Simpulkan Penyebab Banjir Bandang Sentani