"Rencananya panelis itu jumlahnya 11. Satu orang masih kita konfirmasi, yang 10 orang sudah menyatakan bersedia," kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2019).
Dari kesepuluh panelis yang sudah menyatakan bersedia, sembilan di antaranya merupakan akademisi sejumlah kampus dan satu orang berasal dari organisasi atau lembaga swadaya masyarakat (LSM).
KPU punya mekanisme sebelum panelis menyusun pertanyaan. Sebelum proses perumusan pertanyaan yang cuma panelis dan tuhan yang tahu, sejumlah tokoh masyarakat dan moderator debat ikut dalam FGD.
"FGD ini mekanisme terbaru yang kita pilih, manfaatnya untuk memberi masukan kepada panelis untuk memperkaya khazanah panelis menyusun materi," jelas Wahyu.
Mekanisme selanjutnya, setelah menyamakan persepsi dan tercukupnya khazanah soal tema debat, panelis akan menandatangani pakta integritas penyusunan pertanyaan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerahasiaan daftar pertanyaan yang akan disusun nanti.
Sampai pada sesaat sebelum debat dimulai, pertanyaan akan dicermati oleh moderator agar mampu melontarkan pertanyaan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta debat dan masyarakat yang menonton, baik di dalam ruangan debat maupun dari televisi penyelenggara.
Biar kamu tahu, berikut adalah nama-nama panelis yang telah ditetapkan KPU untuk menyusun pertanyaan debat kelima dengan tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.
1. Rektor Universitas Airlangga, Prof. Muhammad Nasih
2. Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura, Prof. Eddy Suratman
3. Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Muhammad Arief Mufraini
4. Dekan FEB Universitas Diponegoro, Dr.Suhartono
5. Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi, Dr.Herman Karamoy
6. Dekan FEB Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si
7. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Dr. Harif Amali Riva'i
8. Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono
9. Dosen Community Development Unika Soegijapranata Semarang, Tukiman Taruno Sayoga Ph.D
10. Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice (IGJ), Rachmi Hertanti