"Pertama, tampak mata ditemukan bahwa jenazah tersebut sudah berbentuk tulang, daging yang ada pun sudah membusuk. Kami memperkirakan sudah 1 bulan. Ternyata dokter forensik menyatakan sudah 1,5 bulan (sejak meninggal)," jelas Kasat Reskrim Polres Tangerang Selatan AKP Alexander Yurikho, Rabu (24/4/2019).
Alex menerangkan, hingga saat ini, pihak kepolisian belum mengetahui identitas korban. Sebab, tidak ada temuan barang di lokasi yang terkait dengan petunjuk identitas korban.
"Jadi sudah berbentuk kerangka, bahkan kepala yang terpisah dari badan rangkanya pun sudah berbentuk tengkorak. Dagingnya sudah tidak ada semua," imbuhnya.
Polisi belum bisa mengetahui penyebab kematian korban. Sementara dari hasil pemeriksaan forensik, tidak ada tanda-tanda yang mengarah korban tewas dibunuh.
"Hasil pemeriksaan forensik tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Jika itu adalah terpisahnya organ dari badan karena paksaan atau karena bantuan alat atau yang sering kita sebut sebagai mutilasi, pasti akan ada bekasnya, pasti akan ada traumanya, pasti akan ada yang bisa dilihat dari proses pemeriksaan medis forensik," katanya.
"Ini tidak ada sama sekali tanda-tanda kekerasan, tidak ada," tambah Alex.
Polisi menduga korban adalah tunawisma. Hal ini berdasarkan temuan barang bukti yang ditemukan di dekat kerangka tersebut.
"Kemungkinan besar sih jenazah ini homeless, tidak punya rumah, gelandangan, atau orang yang tunawisma atau kurang secara mental. Kenapa, sandal yang kami dapatkan adalah sandal hasil rakitan, jadi ditali, gitu kan, dirakit-rakit, kanan-kiri pun beda," jelasnya.
Pada saat olah tempat kejadian perkara (TKP), kerangka jenazah ditemukan berada di dalam ember bekas. Polisi menduga korban sebelum kejadian tidur di atas ember tersebut dan akhirnya meninggal.
"Terkait pertanyaan mayat tersebut dalam ember, jangan kemudian menganggap ember itu penuh terus mayat masuk, enggak. Ember itu atasnya bolong, bawahnya bolong, lalu badan ember itu terbelah, bisa dibuka dan posisi jenazah dimungkinkan sedang dalam keadaan tidur dan ember itu mungkin dijadikan alasnya," paparnya.
Sementara itu, dugaa terpisahnya kepala dan tubuh, menurut Alex adalah karena proses alamiah.
"Terpisahnya organ tubuh itu, penilaian kami, mungkin karena proses alam karena waktu 1,5 bulan itu dan lokasi adalah lokasi yang jika hujan deras atau air sungai naik, maka lokasi tersebut akan menjadi meander atau genangan air," paparnya.
Kerangka tersebut ditemukan warga pada Minggu (21/4) sekitar pukul 21.00 WIB. Kerangka tersebut ditemukan warga yang hendak mencari kroto di lokasi.