Bayi Guatemala Tewas di Dalam Tahanan Amerika Serikat

| 16 May 2019 13:37
Bayi Guatemala Tewas di Dalam Tahanan Amerika Serikat
Ilustrasi (Pixabay)
Jakarta, era.id - Bayi migran asal Guatemala berusia 2,5 tahun meninggal usai dikurung di tahanan Amerika Serikat (Amrik) sejak April 2019. Sebelum meninggal, bayi dan sang ibu dipindahkan ke rumah sakit untuk menjalani pengobatan.

Meninggalnya bayi Guatemala ini jadi kematian anak-anak ketiga di dalam tahanan AS sejak Desember 2018. Sejak lonjakan terbesar migran di perbatasan Meksiko-Amrik sejak satu dasawarsa, warga asal Guatemala memang jadi yang terbanyak menyeberangi perbatasan dibanding warga negara mana pun.

Kematian bayi Guatemala menyulut kecaman lebih besar terhadap pendirian keras pemerintah Presiden Donald Trump atas imigran gelap. Konsulat Guatemala di El Paso, Texas, Tekandi Paniagua, menyebut bayi lelaki tersebut telah ditahan oleh para pejabat imigrasi AS setelah memasuki Amrik melalui perbatasan dekat Kota Ciudad Juarez, Mexico, di seberang El Paso.

Di rumah sakit, para dokter sempat mengidentifikasi kondisi kesehatan sang bayi yang terjangkit pneumonia. "Ia memiliki gangguan kesehatan akibat kondisi selama perjalanan mereka, demam tinggi dan kesulitan bernafas," kata Paniagua.

Seorang pejabat Perlindungan Perbatasan dan Bea-Cukai AS yang mengetahui kasus itu mengatakan ibu anak lelaki tersebut mengatakan kepada para petugas bahwa putranya sakit tiga hari setelah menyeberangi perbatasan pada 3 April.

Ia dibawa ke rumah sakit pada hari yang sama, dan dipindahkan ke satu rumah sakit anak sehari kemudian. Pejabat itu menyatakan, keluarga anak lelaki tersebut secara resmi dibebaskan dari tahanan CBP pada 8 April, saat anak lelaki itu berada di rumah sakit.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Guatemala, Marta Larra mengonfirmasi kematian anak lelaki tersebut. Marta mengatakan, penyakitnya berawal seperti penularan influenza dan secara bertahap bertambah parah. Keluarganya berasal dari Wilayah Chiquimulai, yang tandus, di Guatemala Timur.

Para pejabat dan orang tua migran mengatakan penyelundup manusia mendorong mereka membawa anak-anak dalam perjalanan panjang ke utara karena itu mempermudah banyak keluarga untuk memasuki Amerika Serikat.

Gambar yang disiarkan oleh Reuters pada Rabu (15/5) memperlihatkan orang dewasa dan anak-anak berada di luar kantor Patroli Perbatasan AS buat Migran di McAllen, Texas.

Mereka sedang tidur di tanah dan berlindung di bawah atap sementara dengan selimut seadanya untuk berlindung dari sengatan sinar matahari.

Rekomendasi