Jakarta, era.id - Partai Demokrat mengalami kemerosotan dalam Pemilu 2019. Perolehan suara mereka menukik tajam dibanding Pemilu 2014. Sejumlah petinggi partai angkat suara, menyeret sejumlah nama kader yang diyakini sebagai 'biang kerok' rendahnya perolehan suara partai.
Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua menyebut Rachlan Nashidik, Ferdinand Hutahaean dan Andi Arief sebagai penyebab kemerosotan. Menurutnya, kegaduhan yang dibuat ketiga kader itu telah melenceng dari semangat partai yang sejak dulu mengusung cara berpolitik yang santun.
“Mereka melontarkan penyataan yang tidak sesuai dengan marwah, karakter dan jati diri Partai Demokrat. Sehingga melahirkan inkonsistensi dan kegaduhan membenturkan dengan partai lain,” katanya dalam konfrensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2019).
Max yang juga mantan wakil ketua umum partai yakin betul, angka 7,77 persen yang diraih Partai Demokrat dalam pemilu ini merupakan dampak dari kegaduhan yang dibuat ketiga kadernya.
”Karena statement-statement mereka membuat bingung. Jadi, persoalannya statement-statement kader tidak sejalan dengan rakyat,” ucapnya.
Menurut Max, banyak hal yang kini tengah dilakukan petinggi Partai Demokrat untuk memperbaiki citra mereka. Meski sadar ini bukan langkah mudah, tapi Partai Demokrat sadar, tak ada pilihan lain selain mengembalikan muruah partai seperti sedia kala.
“Jadi gerakan moral ini untuk mengembalikan tata cara Partai Demokrat, tidak bisa politikus mengatakan hal gaduh mengatasnamakan Demokrat,” kata Max.
Di sisi lain, kader bermasalah yang disebut Max, Rachlan Nashidik menyampaikan klarifikasinya. Meski tak banyak, Rachlan yang merupakan sekretaris jenderal dalam struktur partai menyatakan kekecewaan terhadap sikap Max.
Bagi Rachlan, cara yang dilakukan Max tak tepat. Rachlan bahkan menyebut Max telah mempertontonkan 'celana dalam' partai kepada khalayak luas. “Saya nanti akan berkonsultasi pada mereka tentang menjaga muruah partai,” tutur Rachlan dalam sambungan telepon.
“Padahal bisa dilakukan tertutup, tidak justru mempertontonkan celana dalam partai kepada orang lain,” ucap Rachlan.