Kerja sama bidang Kehutanan dan Lingkungan hidup antara Indonesia dengan Republik Korea akan melibatkan kaum milenial. Gerakan ini bakal dipimpin oleh para artis K-Pop dan selebritas Tanah Air.
"Dalam diskusi sepanjang hari pada Panel Asia Pasific Forest Comission FAO hari pertama muncul aspek terkait generasi muda dan hutan. Saya kira ini penting. Di Indonesia beberapa tokoh seni dan musik kita juga cukup menonjol menjadi aktivis lingkungan. Seperti Opie Andaresta, Glenn Fredly, Nicolas Saputra, Nugie, Melanie dan masih banyak lagi," kata Menteri Siti Nurbaya dalam keterangan yang diterima redaksi, Rabu (19/9/2019).
Tentu saja ada banyak harapan dengan menggandeng para public figur ini. Semoga mereka bisa menarik minat generasi muda untuk lebih peduli pada pentingnya menjaga hutan dan lingkungan. Bentuk kerjasamanya seperti mengadakan festival millenial untuk Hutan, pertukaran generasi muda Korea dan Indonesia terutama terkait dengan aspek pendidikan, budaya dan ilmu pengetahuan untuk menyiapkan pemimpin kehutanan dan lingkungan hidup masa depan.
"Kolaborasi ini menggunakan jalur kultural, misalnya mempertimbangkan kegandrungan generasi muda Indonesia dan Korea pada K-Pop," lanjut Menteri Siti Nurbaya.
Menteri KFS Kim Jae-Hyun menyambut baik usulan tersebut dan akan segera menindaklanjutinya dengan Kedutaan Besar Korea di Jakarta. Diharapkan nantinya kerja sama untuk kaum milenial ini akan melibatkan figur publik Indonesia yang selama ini sudah banyak bergelut dengan isu kehutanan dan lingkungan. Sedangkan pihak Republik Korea akan mendekati bintang-bintang K-Pop yang juga memiliki banyak fans di kedua negara.
Untuk kerja sama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kehutanan, Indonesia juga mengusulkan adanya kerja sama yang lebih erat antar universitas di Indonesia dan Republik Korea. Disepakati bahwa akan ada tindak lanjut kerja sama antara universitas di Republik Korea dengan universitas-universitas yang bergerak di bidang kehutanan di Indonesia, antara lain Universitas Jambi dan Universitas Lancang Kuning.
Lebih lanjut Menteri LHK menjelaskan bahwa delegasi Indonesia yang datang ke acara APFW ini merupakan delegasi besar yang terdiri dari perwakilan pemerintah, parlemen, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan generasi muda. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia menganggap acara ini sangat penting bagi pengembangan kehutanan Indonesia dan Asia Pasifik. Acara ini juga dapat dijadikan ajang konsolidasi bagi para pemangku kehutanan Indonesia sekaligus meningkatkan jejaring internasional, terutama dengan Republik Korea.
Menteri LHK mengapresiasi kerja sama yang erat antara Korea Selatan dan Indonesia seperti kerja sama antar taman nasional, pengembangan wood pellet, dan pengelolaan gambut.
Lebih lanjut Menteri Siti juga mengapresiasi inisiatif kerja sama baru di bidang pengendalian kebakaran hutan dan lahan. Terkait dengan kerja sama pengembangan wood pellet, proyek tersebut sudah berakhir tahun 2017 silam dan semua barang milik negara telah diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Banjar di Provinsi Kalimantan Selatan.
Pembicaraan lain dalam pertemuan bilateral tersebut antara lain menyangkut perlunya peningkatan kerja sama perdagangan produk-produk kehutanan dan peningkatan investasi Republik Korea di Indonesia. Di samping itu juga dibahas peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang dapat dilakukan dalam kerangka kerja sama multilateral dengan FAO. Peningkatan kerja sama bisnis to bisnis serta kerja sama multilateral dalam kerangka Asian Forest Cooperation Organization (AFOCO) juga dibahas pada pertemuan bilateral tersebut.