Beda Sikap PKS dan Gerindra DKI soal Adhyaksa Dault

| 03 Jul 2019 13:11
Beda Sikap PKS dan Gerindra DKI soal Adhyaksa Dault
Politikus Partai Gerindra Adhyaksa Dault (Diah/era.id)
Jakarta, era.id - PKS dan Partai Gerindra DKI Jakarta menanggapi pernyataan Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang bilang, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Adhyaksa Dault berkeinginan menjadi kandidat Wakil Gubernur DKI. 

Kedua fraksi yang sama-sama mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilgub 2017 lalu ini punya sikap berbeda menanggapi kemunculan nama Adhyaksa dalam bursa Wagub DKI. 

Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi mengatakan, kesempatan untuk merombak kandidat Wagub DKI sudah tertutup. PKS --yang mendapat jatah untuk menyodorkan nama wagub-- telah menunjuk Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu. 

"Secara struktural sudah fix, enggak ada perombakan. Nama ini kan sudah dikirim dan masuk ke tim pansus," kata Suhaimi kepada wartawan, Rabu (3/7/2019).

Suhaimi menjelaskan, proses pemilihan orang nomor 2 di DKI ini masih berjalan setelah menetapkan dua nama. Nantinya nama tersebut akan diserahkan kepada Gubernur DKI Anies Baswedan dan membahasnya bersama DPRD.

Hingga kini DPRD DKI telah membentuk panitia khusus untuk menyeleksi kandidat sesuai tata tertib yang berlaku. Setelah itu, hasil seleksi dikirim ke panitia pemilihan (Panlih). Tapi, mau bagaimanapun juga, jika ada orang yang berkeinginan untuk maju menjadi kandidat, Suhaimi tidak bisa menyalahkan. 

"Orang punya keinginan, boleh enggak? Ya keinginan enggak bisa disalahkan. Biarkan saja siapa saja boleh. Mba mau jadi cawagub juga boleh. Jadi, tak usah kaget orang mau nyalon," ungkapnya. 

Baca Juga : Katanya, Adhyaksa Dault Mau Jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta

Sementara itu, Ketua DPD Gerindra DKI Muhammad Taufik malah menyebut dua nama calon wakil gubernur DKI bisa saja diganti. "Ya bisa aja (diganti), kan dikembalikan ke partai pengusung," tutur Taufik. 

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta itu juga mengaku Partai Gerindra siap jika diminta kembali mengusung kadernya apabila dua nama calon tersebut tidak dipilih. "Kalau Gerindra kan banyak kadernya. Kapan dicalonin juga sudah siap. Ya kalau Gerindra kan banyak kadernya, kadernya banyak yang paham soal ke-Jakarta-an. Jadi, kapan aja diperintahin, siap," tambahnya.

Diketahui sebelumnya, Prasetyo membeberkan maksud kedatangan Adhyaksa Dault ke kediamannya beberapa hari lalu untuk meminta dicalonkan menjadi calon Wakil Gubernur DKI. 

"Ya, Adhy tadi ke rumah saya, pertama dia silahturahim dia juga rekan saya teman saya di KNPI yang kedua beliau juga ingin mencoba maulah istilahnya silahturahmi mencalonkan (menjadi Cawagub DKI)," kata Prasetyo. 

Mengetahui pernyataan itu, Adhyaksa Dault geram. Ia membantah bahwa dirinya menemui Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi untuk meminta jabatan Wakil Gubernur DKI yang masih kosong. 

Saat menyambangi kediaman Prasetyo kemarin, Adhyaksa bilang pertemuan tersebut biasa saja, mengingat mereka sudah berkawan sedari muda. Adhyaksa, Prasetyo, dan banyak anggota DPRD DKI lainnya adalah teman sejak di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).

"Dalam obrolan itu, Prasetio Edi Marsudi bilang ke saya, 'lo aja yang jadi wagub DKI bro'. Ini obrolan lepas sebagai sesama anak Jakarta," ungkap Adhyaksa. 

Rekomendasi