Meski sudah menggembar-gemborkan kabar awal di media sosialnya, Anies belum mau menjabarkan lebih detil soal gelaran Formula E. Termasuk berapa anggaran yang harus dikeluarkan Pemprov DKI untuk jadi tuan rumah lomba balapan Formula E.
"Ini sudah ada studinya, tapi tidak untuk diumumkan dulu. Jadi, saya bukan tidak mau umumkan (keuntungan dan pengeluaran), tapi terkait dengan pihak mereka sudah ada economic assesment-nya," kata Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (19/7/2019).
Kendati demikian, Anies mengatakan sudah ada skema pembiayaan yang harus dikeluarkan oleh Pemprov DKI saat gelaran Formula E dimulai. Anies juga menggandeng BUMD untuk pembicaraan lebih lanjut.
"Tapi nanti sesudah kira-kira Agustus, karena pembicaraan dari kita dan tim dari BUMD jalan terus dengan pihak mereka. Insyaallah, nanti kalau jadi dilakukan tahun depan maka manfaatnya akan terasa besar," jelas dia.
View this post on Instagram
Terpilihnya Jakarta sebagai tuan rumah dari ajang balapan Formula E, tentunya akan menambah daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Indonesia. Apalagi sebelumnya Indonesia pernah menyelenggarakan A1 GP di tahun 2006 di sirkuit Sentul dan MotoGP tahun 1996 sampai 1997.
Tetapi, hal itu bukan tanpa risiko dan cuma-cuma, ada banyak faktor yang harus diperhatikan oleh pihak Pemprov DKI untuk menggelar Formula E di tahun 2020. Salah satunya adalah, faktor dana.
Mengutip situs CBC, guna mengadakan event balapan Formula E di tahun 2017, pemerintah Kota Montreal, Kanada harus merogoh kocek 24 Juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp334 miliar dengan kurs rupiah saat ini. Biaya itu belum termasuk annual fee untuk menyelengarakan balapan tiap tahunnya.
Belum lagi biaya untuk keseluruhan infrastruktur penunjang balapan, seperti pengaspalan jalan, lokasi tribun penonton, pembuatan dan pemasangan tembok pembatas (barrier) dan pagar pembatas (fencing) , pit stop building dan lain-lain.
Kalau sudah melihat biaya yang cukup besar di atas, tentu besar harapannya Jakarta akan menjadi daya tarik wisatawan asing maupun domestik. Apalagi menurut Anies Baswedan, nilai ekonomi yang bisa tergerak dari event Formula E ini bisa mencapai 1,6 juta Euro atau setara Rp1,2 triliun.
Meski begitu, belum ada informasi pasti terkait kapan penyelenggaraan Formula E di Jakarta. Sebab pihak penyelenggaran yakni Federasi Otomotif Internasional (FIA) Formula E belum memutuskan terpilihnya Jakarta sebagai lokasi selanjutnya untuk gelaran balapan mobil listrik. Terlebih, saat ini Formula E masih memiliki dua slot kosong untuk mengisi jadwal balapan di musim 2019/2020.
Rekomendasi
Nasional16 Oct 2021 09:00Sah! DKI Jakarta Resmi Ditetapkan Jadi Tuan Rumah Formula E 2022
Afair19 Aug 2019 20:43Mempertanyakan Nilai Keuntungan Formula E
Popular