Mimpi Besar Gubernur Kaltara di PLTA Sungai Kayan

| 24 Aug 2019 14:24
Mimpi Besar Gubernur Kaltara di PLTA Sungai Kayan
Irianto Lambrie (Foto: dokumentasi era.id)
Jakarta, era.id - Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie mendukung penuh proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di wilayahnya, di Sungai Kayan. PLTA dianggap sumber energi paling tepat untuk memenuhi kebutuhan listrik.

Irianto bukan orang yang tak tahu apa-apa soal PLTA serta bagaimana sungai dapat menjadi sumber energi listrik yang baik. Irianto mengaku memiliki pengalaman dan pengetahuan mendalam soal ini.

"Saya sudah melihat, meninjau sebagian besar PLTA di dunia. Saya sudah melihat PLTA yang dibangun di Nevada, Notre Dam. Itu dibangun tahun 1930-an. Mereka menyodet Sungai Colorado," tutur Irianto kepada media di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Irianto, Sungai Kayan yang berhulu di Gunung Ukeng dan berhilir di Laut Sulawesi memiliki potensi besar dan memiliki kelayakan untuk menjadi lokasi PLTA.

"Sangat layak untuk dibangun bendungan-bendungan yang akan menghasilkan listrik yang kita sebut pembangkit listrik tenaga air."

Tak cuma bendungan, Irianto membayangkan potensi ekonomi lain yang dapat dimanfaatkan dari pembangunan PLTA di Sungai Kayan ini. Berkaca dari kunjungannya ke Hoover Dam, Nevada, Amerika Serikat (AS), misalnya, di mana PLTA dapat dijadikan lokasi bernilai hiburan atau wisata.

"Itu kan sekarang jadi salah satu keajaiban dunia lokasi itu karena berdekatan dengan Grand Canyon. Itu bendungannya besar sekali, sering digunakan untuk syuting film Hollywood."

Lebih lanjut, Irianto menuturkan pengalamannya memantau proyek PLTA di China, termasuk proyek PLTA terbesar di dunia, Three Gorges Dame. Menurut Irianto, China dan Three Gorges Dam adalah contoh paling baik bagaimana manusia mengelola dan melestarikan energi terbarukan.

"Saya juga meninjau bendungan terbesar di dunia. Three Gorges Dame. Itu selesai dibangun tahun 2012, tapi gagasannya itu sejak tahun 1938. Tahun 1958 mulai dibangun."

"Bayangkan itu konsistensinya pemimpin Cina dari zaman Mao Zedong sampai Xi Jinping itu secara berjenjang dan sangat konsisten. Kita harap Indonesia bisa seperti itu."

Menurut Irianto, Indonesia dan Kalimantan memiliki peluang untuk menyamai kesuksesan China mengelola energi dan sumber dayanya. Proyek PLTA Sungai Kayan garapan PT Kayan Hydro Energy yang bekerja sama dengan PowerChina dan Central Asia Capital Ltd ini akan jadi megaproyek.

PLTA Sungai Kayan akan menghasilkan 9.000 MW dengan nilai investasi mencapai 27 miliar dolar AS. Pembangunan PLTA Sungai Kayan juga disebut sebagai bagian dari tiga proyek strategis nasional di Kalimantan Utara, termasuk kawasan industri terpadu, GP Tanah Kuning dan sebuah pelabuhan yang konon akan jadi pelabuhan terbesar di Indonesia.

"Karena ini megaproyek ini. Dari sisi investasi pun antara 2,5 sampai 3 juta US per mega. Jadi kalau ada 7 mega tinggal dikalikan saja mungkin sampai 7 miliar USD. Karena lokasi itu kan menentukan biaya. China itu termasuk paling efisien membangun."

Rekomendasi