Pada hari ini, 20 September hingga 2 Oktober 1187, Salahuddin bersama pasukannya mengepung Yerusalem yang dikuasai Pasukan Salib. Pada pertempuran ini, Yerusalem berhasil direbut pasukan Muslim.
Tanda-tanda keruntuhan Kerajaan Yerusalem sudah terlihat seiring melemahnya kerajaan karena masalah internal. Bahkan sebelum pengepungan Salahuddin, kerajaan ini hampir kalah dalam Pertempuran Hattin pada 4 Juli 1187. Banyak tokoh-tokoh kerajaan tersebut tertangkap, termasuk Raja Guy.
Sebaliknya, kekuatan Dinasti Ayyubi kala itu sedang jaya-jayanya. Sebelum pengepungan Yerusalem, mereka berhasil menduduki kota-kota penting, seperti kota Acre/Akko (10 Juli), Tyrus (14 Juli), Toron (26 Juli), Sidon (29 Juli), Gibelet (4 Agustus), Beirut (6 Agustus), dan Ashkelon (5 September).
Penyerangan Salahuddin ke Yerusalem di mulai dari tepi barat. Mula-mula ia memasang kemah di sebelah barat Menara Daud lalu pindah ke timur laut dan mulai menyerbu tembok-tembok kota.
Menurut Simon Sebag Montefiore dalam Jerusalem:The Biography, saat kota itu diserang, Yerusalem hanya dijaga oleh dua orang kesatria dan dua elite kerajaan, yaitu Ratu Sibylla dan janda Raja Amaury, Ratu Maria--yang menikah dengan pembesar Balian dari Ibelin.
Saat pengepungan, salah satu kesatria Heraclius, kesulitan mengumpulkan pasukan untuk menjaga tembok perbatasan. Beruntung, Balian dari Ibelin datang. Setelahnya, Balian yang memimpin pertahanan tembok Yerusalem.
Saat Salahuddin mulai menyerang, kamu perempuan Yerusalem berdoa di Kuburan Suci, mencukur kepala mereka dalam penebusan dosa, dan para pendeta dan biara melakukan pawai telanjang kaki di bawah tembok-tembok.
Akhirnya pada 29 September, para teknisi perang Salahuddin berhasil meruntuhkan tembok.
Pada detik-detik kehancuran tembok, orang-orang dari kaum Frank siap mati untuk mengadang pasukan Salahuddin, namun salah seorang pemimpin mereka, Heraclius mencegahnya. Ia mengatakan kalau mereka mati nanti siapa yang akan melindungi kaum-kaum perempuan. Aksi pengadangan ini pun urun dilakukan.
Akhirnya orang-orang Kristen Syria, membukakan gerbang bagi Salahuddin. Keesokan harinya, pasukan Muslim menyerang kota. Lalu Balian mengunjungi Salahuddin untuk bernegosiasi.
Setelah negosiasi, Salahuddin menyetujui kesepakatan yang diajukan Balian. Di antaranya, Salahuddin membebaskan Ratu Sibylla dan janda Raja Reynald, namun warga Yerusalem lainnya yang ingin dikeluarkan dari sana harus ditebus.
Tercapainya kesepakatan itu sekaligus menandakan berakhirnya misi pengepungan Salahuddin pada 2 Oktober 1187. Salahuddin berhasil merebut Yerusalem setelah 88 tahun lamanya dikuasai Pasukan Salib. Sementara tanggal itu punya arti khusus bagi Muslim karena bertepatan dengan tanggal 27 Rajab yakni peringatan Isra dan Mikraj.