Pria --akrab disapa Tides-- merupakan sosok jurnalis senior yang sangat memahami persoalan sosial dan politik Indonesia. Tides juga menjadi salah satu pendiri surat kabar Sinar Harapan, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), serta Jurnalis Lingkungan Indonesia (SIEJ).
Sebagai wartawan senior, namanya tidaklah asing. Pria kelahiran Tomohon, Sulawesi Utara pada 14 Maret 1938 ini menjadi salah satu tokoh Angkatan 66 yang ikut menggulingkan pemerintahan Soekarno. Ia juga menjadi salah satu saksi mata masa kegelapan media Indonesia di era Orde Baru.
Dikutip dari CNN, kariernya di dunia jurnalistik dimulai pada akhir tahun 1957 dengan bergabung Pers Biro Indonesia. Kemudian pada tahun 1961, ia bergabung dengan harian ternama Indonesia saat itu, yakni Sinar Harapan.
Baca Juga: Mencari Aktor Kematian Randi, Mahasiswa Kendari yang Tewas Tertembak
Perannya di bidang jurnalistik telah menghasilkan sejumlah karya besar, salah satunya liputan eksklusifnya tahun 1964 yang membuat geger para pemimpin dunia.
Tides mendapatkan isi surat khusus yang dikirim Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu John F Kennedy untuk Presiden Soekarno. Surat itu berisi tawaran AS untuk memberi bantuan menjadi penengah terkait perundingan pengalihan kekuasaan Irian Barat antara Indonesia dan Belanda.
Dalam surat itu, Presiden Kennedy meminta Indonesia tidak menggunakan kekerasan militer dan senjata dari Uni Soviet. Tides menjadi satu-satunya wartawan yang mendapatkan surat Kennedy itu. Tulisannya kemudian menjadi berita utama di The New York Times dan Sinar Harapan.
Tides dan Alam
Selain sebagai wartawan, Tides muda juga dikenal sebagai pecinta alam dan dekat dengan aktivis era 1996 Soe Hok Gie. Ia pernah menjadi anggota tim pendakian Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI). Ia juga mendaki gunung bersama Soe Hok Gie, Herman Lantang, dan Rudy Badil.
-
1
-
Erdogan Walk Out Saat Prabowo Pidato Bahas Palestina di KTT D-8 Mesir, Kemenlu: Lumrah
22 Dec 2024 17:462 -
3
-
4
-
5