BNPT Tegaskan Radikalisme Tak Dilihat dari Outfit

| 08 Nov 2019 10:47
BNPT Tegaskan Radikalisme Tak Dilihat dari <i>Outfit</i>
Dua wanita bercadar (era.id)
Jakarta, era.id - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menegaskan radikalisme dan terorisme tidak bisa dinilai dari outfit dan fashion seseorang.

"Kita menilai seseorang bukan dari penampilan fisiknya, yang paling bahaya adalah pemikirannya. Radikal dalam pemikiran, radikal dalam sikap, dan radikal dalam tindakan," ujar Deputi 1 Bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis lewat siaran pers diterima, Jumat (8/11/2019).

Hendri hadir dalam kegiatan yang digelar oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau (Kepri) di Batam yang menghadirkan 105 tenaga pengajar tingkat PAUD, TK, SD, SMP/Sederajat ini meluruskan persepsi yang salah tentang ciri radikal terorisme yang selama ini menjadi perdebatan berbagai kalangan.

Baca Juga: Jawaban Menag Fachrul Razi Soal Larangan Penggunaan Cadar

Hendri mengatakan menilai seseorang sebagai teroris dan radikal hanya dari jenggot, cadar maupun celana cingkrang adalah pemikiran yang sederhana dan keliru.

Ia menyebutkan kasus terorisme di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Januari 2016. Pada peristiwa itu, pelaku teror mengenakan celana jeans, kaos, dan topi.

Karena itu, mantan Dansatinter BAIS TNI ini menyatakan tidak ada korelasi yang kuat antara pakaian dan ideologi seseorang. "Artinya, seseorang yang memakai celana cingkrang, jenggot, dan cadar bukan ciri pelaku terorisme," ujar Hendri.

Rekomendasi