Terhitung sejak Selasa (23/1) hingga Rabu (24/1) lalu, telah terjadi 47 kali gempa. Intensitas munculnya gempa diduga terkait tumbukan lempeng (zona subduksi) Selat Sunda. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), M Riyadi, membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, ada pergerakan lempeng ketika gempa muncul di Selat Sunda-Jawa Selatan.
"Memang di situ terjadi pertemuan lempeng, di sebelah Selatan Jawa itu ada pertemuan lempeng, di mana di situ ada aktivitas lempeng tektonik," kata Riyadi kepada era.id, Rabu (25/1/2018).
Pergerakan lempeng di Selat Sunda itu menimbulkan gempa di 91 km baratdaya Lebak, Banten, Selasa (23/1) lalu. Efeknya goncangan gempa sampai Jakarta. Warga ibu kota kala itu berhamburan ke luar gedung dan rumah guna menyelamatkan diri. Padahal, jarak Jakarta-Banten sekitar 140 kilometer.
Munculnya gempa di zona subduksi Selat Sunda itu bisa melahirkan Gempa Sunda Megathrust. Kekuatan Gempa Sunda Megathrust digadang-gadang bisa mencapai 9 magnitudo moment (Mw). Ancaman guncangan hebat tentunya akan mampir di Jakarta.
Ahli Geologi Gempa Bumi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Danny Hilman Natawidjaja mengungkapkan, ancaman Gempa Sunda Megathrust patut diwaspadai. Apalagi belum ada kajian detil soal ketahanan konstruksi bangunan Jakarta terhadap gempa.
"Kita tidak bisa prediksi. Tapi potensinya ada. Perlu waspada gempa itu. Getarannya bisa sampai Jakarta seperti kemarin (di Lebak, Banten). Walaupun pusatnya tidak di Jakarta tapi getarannya bisa sampai Jakarta," ujar Danny kepada era.id, Rabu (25/1).
Namun, warga Jakarta tak perlu cemas. Kepala Humas BMKG Hary Tirto menegaskan pihaknya punya infrastruktur yang dapat mengenali tanda-tanda munculnya Gempa Sunda Megathrust. Alat tersebut, di antaranya sensor untuk mengukur getaran gempa bernama seismograf dan alat sejenis yang dapat mendeteksi getaran permukaan bumi.
"Saat ini memang sudah ada yang dipasang secara otomatis seluruh Indonesia. Dan sampai saat ini bekerja dengan optimal. Ada pencatat getaran, dan alat percepatan pengukuran dan pergerakan," kata Hary.