Sekolah Perlu Tameng Antiradikalisme

| 06 Dec 2019 11:42
Sekolah Perlu Tameng Antiradikalisme
1.000 peserta mengikuti lokakarya antiradikalisme di Tasikmalaya (Dok. Humas Jabar)
Bandung, era,id – Radikalisme bisa masuk ke berbagai kalangan atau institusi di masyarakat, termasuk sekolah. Maka untuk mencegah masuknya radikalisme ke tempat pendidikan atau sekolah-sekolah di Jabar, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan menggelar lokakarya anti radikalisme.

Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, sekolah perlu memiliki tameng yang kuat dalam mencegah masuknya paham-paham radikal. Menurutnya, radikalisme cenderung mengadu domba dan menimbulkan perpecahan.

Sehingga, kata Uu, sekolah perlu membangun kesepakatan dan pemahaman bersama tentang NKRI. Dengan kesepakatan dan pemahaman ini akan memperkuat persatuan anak bangsa.

“Kita harus membuat dulu kesepakatan bahwa kita tidak mau diadu domba. Kita ambil kesepakatan agar kita tidak saling bertengkar,” kata Uu, di hadapan 1.000 peserta lokakarya yang terdiri dari siswa SMA/SMK/SLB, kepala sekolah, pengawas sekolah dan perwakilan orang tua siswa, di Tasikmalaya, Kamis (5/12/19).

“Saya titip kepada adik-adik yang hari ini hadir dan juga kepada para kepala sekolah, satukan dulu pemahaman Indonesia, satukan dulu pemahaman Jawa Barat agar jangan mau diadu domba,” tambahnya.

Uu pun mengajak peserta untuk melihat kembali sejarah Indonesia yang lahir melalui kesepakatan dan musyawarah bangsa. “Apa yang disepakati? Yaitu dasar negara Pancasila. Maka, Pancasila jangan diubah, karena ini adalah hasil kesepakatan bersama,” imbuhnya.

Menurut Uu, semua elemen bangsa harus berkomitmen menjaga empat pilar negara Indonesia, yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia juga menekankan kepada peserta workshop untuk fokus membahas kemajuan bangsa.

“Kalau kita masih berbicara tentang dasar negara, kalau kita masih berbicara tentang hal lain yang bukan untuk kemajuan negara, maka itu sudah ketinggalan,” katanya.

“Oleh karena itu, saya titip kepada adik-adikku jangan gampang ikut kepada kelompok-kelompok yang memberikan pemahaman yang tidak biasa kita terima. Ada ajakan-ajakan yang tidak biasa kita ketahui. Stop, keluar dari kelompok itu,” ucap Uu.

 

Tags : radikal
Rekomendasi