Sepanjang 2017, terhitung sudah ada enam bisnis ritel yang menutup gerainya. Berikut ulasan dari era.id :
1. 7-Eleven
Seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia ditutup pada 30 Juni 2017 karena persaingan bisnis dan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan tidak sebanding dengan pemasukan.
2. Ramayana
Pada 28 Agutus 2017, Ramayana menutup delapan gerainya karena merugi. Gerai yang ditutup itu berada di Banjarmasin, Bulukumba, Gresik, Bogor, Pontianak, Sabang, dan Surabaya.
Namun pihak Ramayana membantah jika perusahaannya gulung tikar. Menurut manajemen, delapan gerai tersebut ditutup untuk dialihfungsikan menjadi bentuk usaha lain.
3. Matahari
Toko ritel yang buka sejak 1982 itu harus menelan pil pahit menutup dua gerainya di Pasaraya Blok M dan Pasaraya Manggarai, akhir September 2017. Penutupan Matahari Departement Store di kedua lokasi tersebut diakibatkan sepinya pengunjung dan gagal memenuhi target manajemen.
4. Lotus
PT Mitra Adi Perkasa (MAP) menutup lima gerai Lotus yang ada di Indonesia pada akhir Oktober 2017. Penutupan dilakukan karena kinerja keuangan kurang menggembirakan dan pendapatan yang terus merosot.
Pihak MAP mengatakan akan fokus pada gerai busana lainnya yakni Sogo, Seibu, dan Lafayette.
5. Debenhams
Debenhams akan menutup gerainya akhir tahun ini. Akhir Oktober lalu, Debenhams juga telah membanting harga sejumlah produknya. Lotus dan Debenhams berada di bawah bendera yang sama, PT Mitra Adi Perkasa (MAP).
Pihak MAP mengatakan, penutupan gerai disebabkan perubahan perilaku konsumen yang tidak menguntungkan peritel. Keputusan tersebut diambil untuk menyelamatkan perusahaan agar tidak terus menggerogoti modal.
6. GAP
Pusat belanja milik PT Gilang Agung Persada ini akan menutup gerainya di PIM II. Di Indonesia, gerai GAP masih dapat ditemui di Mal Grand Indonesia (GI), Lippo Mall Puri, dan Tunjungan Plaza 4 Surabaya.
Belum jelas alasan ditutupnya GAP, namun di Amerika dan sejumlah negara di Eropa, ratusan gerai GAP sudah ditutup pada 2016 karena kalah bersaing dengan ritel seperti Zara dan H & M.