Cawapres Jokowi dari Kalangan Hijau

| 27 Jan 2018 14:01
Cawapres Jokowi dari Kalangan Hijau
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Presiden Joko Widodo dikabarkan melakukan safari politik ke sejumlah ketua umum untuk mencari nama yang tepat untuk cawapres 2019.

Saat bertemu dengan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy (Romi), Jokowi dibisiki kalau cawapres yang cocok untuk saat ini berasal dari kalangan hijau.

Pengamat Politik Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin menilai, frasa 'hijau' memiliki makna yang luas. Bukan tidak mungkin, arti dari 'hijau' itu merujuk pada kalangan militer. 

"(Kalangan hijau) itu kan kata-kata bersayap. Tapi yang dibutuhkan kalau melihat dari pada kondisi politik saat ini, yang dibutuhkan Pak Jokowi dari kalangan militer, jadi memang sekarang bagaimana Pak Jokowi mengkondisikan menarik Moeldoko menjadi cawapresnya 2019," kata Ujang, kepada era.id, di Jakarta, Sabtu (27/1/2018).

Moeldoko saat ini menjadi Kepala Staf Kepresidenan (KSP). Jenderal bintang empat ini dilantik pada 17 Januari 2018 berbarengan dengan Jenderal TNI (purn) Agum Gumelar yang ditunjuk sebagai Dewan Pertimbangan Presiden.

Menurut Ujang, dua jenderal yang masuk ke lingkaran Istana ini membuktikan Jokowi butuh sosok militer untuk membantu pemerintahannya yang bersisa kurang dari 2 tahun ini.

"Juga untuk memenangkan kembali pada Pilpres 2019. Oleh karena itu biasanya kekuatan militer itu sangat cocok untuk mem-back up atau menjadi wakil Pak Jokowi," tuturnya.

Lalu siapa jenderal yang paling tepat mendampingi Jokowi nanti? Sementara, ada dua nama jenderal yang namanya muncul di sejumlah lembaga survei, Moeldoko dan Gatot Nurmantyo.

"Sesungguhnya begini, dua-duanya sangat cocok, karena mereka dua jenderal yang sangat bagus, membanggakan bangsa ini. Tapi kelihatannya Pak Jokowi akan memilih Moeldoko kalau misalnya disandingkan dua nama tersebut," ucapnya.

"Kenapa begitu? Ya buktinya Pak Gatot sudah dicopot jabatannya sebelum pensiun. Pak Jokowi ini kurang suka ke Pak Gatot," ujar Ujang.

Tags : pilpres 2019
Rekomendasi