Menanggapi pembunuhan itu, Kementerian Luar Negeri China menyatakan China secara konsisten menentang penggunaan kekerasan dalam hubungan internasional.
China mendesak pihak-pihak yang terkait, khususnya Amerika Serikat, untuk tenang dan mengendalikan diri demi menghindari ketegangan lebih lanjut, demikian disampaikan juru bicara kementerian, Geng Shuang.
Ia juga menambahkan bahwa perdamaian dan stabilitas di kawasan Timur Tengah harus selalu ditegakkan, demikian seperti dikutip Antara, Jumat (3/1/2019).
Sementara itu seperti dilansir dari Kantor Berita Rusia RIA Novosti, Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyebut serangan pembunuhan tokoh militer Iran itu akan meningkatkan ketegangan di kawasan.
Sebelumnya, Pentagon membenarkan bahwa serangan roket Amerika Serikat di Baghdad, Irak, pada Jumat pagi menewaskan pimpinan Pasukan Quds Iran, Qassem Soleimani, dan menyebut Soleimani sedang merencanakan serangan terhadap AS di Irak dan Timur Tengah.
"Berdasarkan arahan Presiden, militer AS mengambil langkah pertahanan yang tegas untuk melindungi personel AS di luar sana dengan membunuh Qassem Soleimani," tulis Pentagon dalam sebuah pernyataan.
Dalam keterangan itu juga tertulis, "Serangan ini ditujukan untuk menghalangi rencana serangan oleh Iran pada masa depan," serta ditekankan bahwa AS akan terus mengambil sikap yang diperlukan untuk melindungi warga dan kepentingannya di seluruh dunia.