Memori Seabad Banjir Jakarta di Prasasti Manggarai

| 06 Jan 2020 12:55
Memori Seabad Banjir Jakarta di Prasasti Manggarai
Prasasti Manggarai (Gabriella Thesa/era.id)
Jakarta, era.id - Pintu air Manggarai yang terletak di Jalan Tambak, Kawasan Manggarai, Jakarta Selatan itu adalah saksi bisu bencana banjir di Jakarta, bahkan sejak zaman kota ini bernama Batavia.

Pintu air ini adalah pemegang kendali luapan air di Ibukota. Ia terdiri dari dua bangunan pintu air, yaitu Pintu Air Ciliwung Lama dan Pintu Air Banjir Kanal Barat (BKB) yang dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda, dalam hal ini Departement Waterstaatdari tahun 1920 sampai tahun 1922. Pintu air itu dibangun dua tahun setelah banjir besar yang melanda Batavia tahun 1918.

Alhasil, dalam banjir-banjir besar berikutnya yang antara lain terjadi tahun 1930, 1942, 1976 hingga 1 Januari 2019, perannya tetap vital. Tak pelak, ia telah menjadi situs bersejarah. Setidaknya jika kita lihat dari prasasti berukuran 60 x 40 cm di pintu air bagian utara.

Prasasti itu masih asli tertulis dalam bahasa Belanda, “Door de Burgerrij van Batavia Werd Vit erkentelijk heid jegens den Ingenieur van de Waterstraat en Island Burgergelijke openbare werken van Breen out Werper en bouw meester der werken tat banjir vrij making van Batavia. De gedenkplaat aan gebracht in het jaahr MDCCCXIX nadat de eerst groate banjir was afgevoerd door het kanaal dat anvangt bij dezie sluis.”

Dalam bahasa Indonesia prasasti ini merupakan ucapan terima kasih dari warga Batavia kepada seorang insinyur perairan dan tata kota, Herman van Breen karena telah membangun pintu air tersebut dalam rangka membebaskan Batavia (Jakarta pada saat ini) dari banjir pada 1918. Pembangunan itu dilakukan setelah Batavia mengalami banjir besar di aliran kali Ciliwung di area kanal barat tersebut.

Prasasti Manggarai (Gabriella Thesa/era.id)

Menurut data resmi pemerintah, setelah Batavia mengalami kelumpuhan saat didera banjir besar pada 1918, pemerintah Hindia Belanda kemudian mengutus van Breen untuk memecahkan masalah ini agar tidak terulang. Van Breen sendiri bekerja untuk Burgelijke Openbare Werken atau yang kini dikenal sebagai Departemen Pekerjaan Umum.

Staf Ahli BNPB, Egy Massadiah mengatakan, sejarah Pintu Air Manggarai telah memberi peringatan kepada kita semua, bahwa banjir besar di Jakarta sudah terjadi bahkan sejak tahun 1600-an. Pintu Air Manggarai adalah saksi bisu bencana banjir Jakarta, sejak dahulu kala. Namun kondisinya kini memprihatinkan. Prasasti yang terletak dekat terowongan Manggarai itu tak terawat dan dipenuhi oleh coretan orang tak bertanggungjawab. 

“Bencana banjir yang bisa dibilang permanen di Jakarta, perlu diatasi secara permanen juga. Ini harus menjadi concern bersama ke depan,” pungkas Egy.

Tags : banjir
Rekomendasi