Laporan itu muncul saat negara-negara di seluruh dunia berupaya mengendalikan wabah korona, yang telah menewaskan 425 orang di China pada Senin (3/2) sejak muncul pertama kali pada Desember.
Rusia, yang terpisahkan dari China melalui perbatasan sepanjang 4.300 kilometer, melaporkan ada dua kasus virus pekan lalu yang dialami dua warga negara China. Satu kasus muncul di Tyumen, kawasan Siberia, satu lainnya di kawasan Zabaykalsky di timur jauh.
Militer Rusia akan mulai menerbangkan pulang para warga negara Rusia dari Hubei, provinsi di China yang merupakan pusat wabah virus tersebut, demikian dilaporkan kantor berita Interfax, Senin (4/1), seperti dikutip Antara.
Penerbangan akan dilakukan pada Senin dengan membawa 130 dari 600 orang, kata para pejabat.
Secara terpisah, Rusia telah memindahkan 58 warganya dari daerah perbatasan dengan China pada Sabtu (1/2), kata pemerintah daerah Pirmorsk di akun Instagram-nya pada akhir pekan.
Moskow sudah melarang penerbangan langsung ke China. Pesawat-pesawat yang tiba di terminal khusus bandara Sheremetyevo di Moskow, beserta seluruh penumpangnya, diperiksa.
Perusahaan kereta api Rusia juga sudah mulai menghentikan layanan kereta penumpang ke negara itu.