Polemik #savebabi Bukan Soal SARA

| 13 Feb 2020 20:18
Polemik <i>#savebabi</i> Bukan Soal SARA
Ilustrasi (AFP)
Jakarta, era.id - Polemik pemusnahan babi yang terjadi di Sumatera Utara (Sumut) akibat virus African Swine Fever dengan berbagai isu yang berkembang diharapkan tidak terjadi lagi. Persoalan kasus babi yang terjadi di Sumut dinilai sebagai persoalan ekonomi bukan kasus Suku, Ras, Agama dan Antar Golongan (SARA). 

Kelompok pemuda Islam dan Kristen yang ada di Sumatera Utara meminta agar polemik persoalan pemusnahan babi dihentikan. Polemik ini dinilai tidak perlu dibesarkan oleh masyarakat.

Polemik ini sudah menyebabkan adanya gerakan unjukrasa yang dilakukan masyarakat bertema #savebabi untuk menolak melakukan pemusnahan pada Senin (10/2). Di lain sisi, aliansi ormas Islam berencana melakukan aksi unjukrasa untuk menolak hari kedaulatan babi yang menjadi bahagian materi aksi #savebabi yang lalu. 

Perwakilan kelompok pemuda Islam yakni Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Utara, M Alwi Hasbi Silalahi, menilai polemik ini harusnya tidak ada karena Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sudah menyatakan tidak akan melakukan pemusnahan babi. 

“Ini bukan lagi persoalan mendukung atau menolak aksi #savebabi yang dilakukan dua kelompok masyarakat. Ini soal menjaga kerukunan kita di Sumut ini yang sudah ribuan tahun damai. Intinya, kedaulatan masyarakat Sumut yang utama,” jelas Hasbi kepada wartawan, Kamis (13/2/2020).

Hasbi juga meminta agar Gubernur mengambil langkah untuk megakhiri polemik yang terjadi di masyarakat soal isu pemusnahan babi ini. 

“Baiknya Gubsu mengumpulkan Forkopimda, Kapolda, Pangdam, dan jajaran dinas di pemprov bersama tokoh-tokoh agama, tokoh pemuda untuk berdialog menyelesaikan persoalan ini,” lanjut Hasbi. 

Hal senada disampaikan Koordinator Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Gito M. Pardede yang mewakili kelompok pemuda Kristen. 

“Terkait gerakan #savebabi maupun tolak #savebabi, kami mengajak masyarakat untuk menahan diri dari segala kemungkinan perpecahan. Kita tidak mau ada gesekan yang terjadi karena gerakan ini,” kata Gito. 

Gito juga meminta agar pemerintah segera menyelesaikan persoalan virus ASF yang menyebabkan banyak babi mati di Sumut. 

“Kami pemuda Sumut dalam hal ini kelompok HMI dan GMKI memahami apa yang dirasakan peternak dan pengusaha yang mengatasi persoalan virus yang menyebabkan banyak babi mati. Disini kami meminta agar bagaimana pemerintah dan peternak dapat sejalan untuk menyelesaikan persoalan babi mati karena virus ini,” terang Gito. 

 

Rekomendasi