Tragedi tersebut merupakan dampak dari kurang baiknya sistem pengelolaan sampah terpadu dan kurangnya kesadaran pengelolaan sampah rumah tangga. Sejak tragedi itu, sejumlah program penanggulangan sampah digalakkan. Salah satunya program Zero Waste Cities yang diinisiasi oleh Yayasan Pengembangan Biosains dan Bioteknologi (YPBB).
Zero Waste Cities berafiliasi dengan program kerja KangPisMan Kota Bandung periode 2018-2023. Program ini mengedepankan peran pemerintah, dalam hal ini pihak kelurahan, sebagai pemimpin dalam penerapan sistem pengelolaan sampah di kawasan.
Salah satu target dalam Program Zero Waste Cities ini adalah meningkatkan kualitas hidup petugas pengumpul sampah. Kebersihan wadah pengumpulan sampah dan pemilahan sampah sesuai dengan jenisnya merupakan salah satu upaya untuk meminimalisir akibat dari mikroorganisme penyebab penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan petugas pengumpul sampah dari jenis-jenis sampah yang dapat melukai.
Salah satu contoh kejadian pengumpulan sampah yang melukai petugas adalah tragedi meninggalnya Hermawan, petugas pengelola sampah atau petgas kebersihan di wilayah Kelurahan Sukaluyu dan Pak Udung, petugas pengumpul sampah di wilayah Kelurahan Neglasari, Kota Bandung, akibat dari infeksi luka terkena tusuk sate ketika mengumpulkan sampah warga.
Berbeda halnya dengan Pak Udin petugas pengumpul sampah di wilayah Kelurahan Sukaluyu, yang mengaku sudah beberapa kali terluka akibat sampah tusuk sate yang tercampur di antara sampah lainnya. Beruntung, ia selalu sigap untuk pergi ke puskesmas atau rumah sakit terdekat setelah terluka, sehingga tidak berujung pada infeksi yang mengancam nyawa.
Tidak semua petugas pengumpul sampah memiliki kesadaran seperti Pak Udin, keterlambatan penanganan infeksi luka para petugas sering kali disebabkan oleh keengganan para petugas pengumpul sampah untuk berobat karena dirasa berat mengeluarkan biaya pengobatan. Sedangkan para petugas ini kurang mendapatkan bantuan dari pihak kewilayahan untuk menjamin serta membantu biaya pengobatannya.
Atas kondisi tersebut, salah satu upaya yang YPBB lakukan sebagai rasa terima kasih serta penghargaan atas jerih payah dan kerja keras yang dilakukan oleh para petugas pengumpul sampah di RW, YPBB memfasilitasi para petugas tersebut untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis di mana fasilitas tersebut jarang sekali didapatkan oleh mereka.
Melalui momen Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2020 yang mengacu pada longsor sampah Leuwigajah tanggal 21 Februari 2005, YPBB bekerjasama dengan DLHK Kota Bandung, UPT Puskesmas Cijerah, UPT Puskesmas Puter & UPT Puskesmas Neglasari memberikan cek kesehatan untuk para petugas sampah.
Program bertema “Lingkungan, Kesehatan, dan Pekerja Sampah” itu bertempat di Kantor Kelurahan Gempolsari 20 Februari 2020, Kantor Kelurahan Sadang Serang pada tanggal 21 februari 2020, dan di Taman Jalaprang Kelurahan Sukaluyu 22 februari 2020.
“Melalui ajang ini diharapkan dapat menjadi pemicu bagi masyarakat umum dan para pemangku kepentingan di wilayah untuk dapat lebih meningkatkan kesejahteraan para petugas sampah ke depannya,” kata Shendi Hendarlin, salah satu Tim Zero Waste Cities YPBB Kota Bandung, seperti dalam siaran persnya, Sabtu (22/2/2020).
Menurutnya, kegiatan tersebut sebagai salah satu momentum penting refleksi bagi semua orang terlebih pemerintah untuk jauh lebih memperhatikan kesejahteraan dan keselamatan para pengumpul sampah yang rentan akan resiko kesehatan dari pekerjaan mereka.
“Lebih jauh kegiatan ini pun semakin mendorong agar pemilahan sampah agar semakin digalakkan selain untuk meminimalisir resiko kesehatan para petugas sampah tentunya sedikit banyak mampu mengurangi jumlah kiriman sampah ke TPA,” katanya.
Di Kelurahan Gempolsari, pelaksanaan kegiatan dihadiri oleh pihak Kecamatan Bandung Kulon, Lurah Gempolsari, para ketua RW dan sekitar 37 orang petugas pengumpul sampah. Lurah Gempolsari Tri Setia Handayani mengapresiasi kegiatan HPSN yang diinisiasi YPBB.
“Kegiatan seperti ini bagus sekali dilakukan secara rutin, terlebih sasarannya adalah para petugas sampah yang seringkali luput dari perhatian mengenai kesehatannya,” kata Tri Setia Handayani.