Longsor di Tasikmalaya, Dua Desa Terisolir

| 28 Feb 2020 18:55
Longsor di Tasikmalaya, Dua Desa Terisolir
Longsor Tasikmalaya (Dok. BPBD Tasikmalaya)
Bandung, era.id – Bencana tanah longsor terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Jumat (28/2/2020) pagi tadi pukul 05.30 WIB. Bencana ini memutus akses jalan desa yang menyebabkan dua kampung terisolasi. Selain itu, seorang warga dinyatakan hilang dan masih dicari. 

Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, lokasi longsor berada di Kampung Palasari RT/RW 001/002, Kecamatan Cisayong, Desa Santanamekar. Dua desa yang terisolir adalah Desa Santanamekar dan Desa Indrajaya Kecamatan Sukaratu. Akibatnya, sebanyak 80 keluarga (250 jiwa) terisolir. Selain itu, ada 8 unit rumah yang terancam longsor. Sementara korban yang masih dalam pencarian atas nama Didi.

Menurut BPBD, bencana disebabkan hujan deras yang mengguyur sejak sore hingga malam hari. Lokasi longsor merupakan pesawahan yang berada di atas jalan kampung. Panjang longsoran kurang lebih 100 meter dengan tinggi 50 meter. 

“Selain disebabkan hujan deras dengan intensitas tinggi hal ini juga memicu adanya resapan air di bawah tanah, dikarenakan di jalur longsoran ditemukan beberapa aliran air dalam tanah dengan volume cukup deras,” demikian keterangan BPBD Tasikmalaya, Jumat (28/2/2020).

Potensi Longsor Tinggi

Sementara itu, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi merilis gerakan tanah yang menimbulkan bencana longsor pada Februari 2020 ini masih tinggi di wilayah Indonesia. Daerah yang harus meningkatkan kewaspadaan meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan sepanjang pantai Sumatera Bagian Barat dan Lampung, seluruh Pulau Jawa bagian tengah, Wilayah Kalimantan Tengah bagian Utara, Kalimantan Timur bagian Barat, Kalimantan Selatan, seluruh Sulawesi , Bali, Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua dan Papua Barat. 

Kewaspadaan perlu ditingkatkan saat musim hujan di wilayah di pegunungan, perbukitan, dan seputaran bantaran sungai.

PVMBG mencatat gerakan tanah terjadi di Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan. Akibatnya, satu orang meninggal dunia. Di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, pergerakan tanah menutup jalan desa, menimbulkan tanah ambles, menimbun satu rumah.

“Penyebab terjadinya gerakan tanah tersebut diperkirakan karena tanah pelapukan yang gembur, kemiringan lereng yang terjal serta curah hujan yang tinggi sebagai pemicu terjadinya longsor,” kata Kepala PVMBG, Kasbani.

Tags : tanah longsor
Rekomendasi