"Per siang ini, jumlah orang dalam (status) pemantauan, yang sudah tercatat sampai dengan siang hari ini adalah 136 orang, (dimana) 115 sudah dinyatakan sehat, 21 orang masih dipantau. Adapun pasien dalam (status) pengawasan, ada jumlahnya 39 orang yang saat ini masih dalam pengawasan," papar Anies di Balai Kota, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Saat ini, Anies mengaku sudah membentuk tim tanggap COVID-19 yang terdiri dari lintas instansi seperti Dinas Kesehatan, Dinas Kominfo, dan Dinas Pendidikan. Tim ini nantinya akan memberikan informasi secara cepat kepada seluruh warga DKI Jakarta.
Hal ini, kata Anies, merupakan bentuk tanggung jawabnya sebagai kepala daerah untuk transparan dalam menangani kasus COVID-19.
"Pemprov DKI Jakarta akan selalu memberikan update secara transparan, secara apa adanya," tegas Anies.
Lebih lanjut, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk segera ke Puskesmas atau rumah sakit setempat jika merasakan gejala-gelaja virus korona baru atau melapor ke call center 112 atau 119 jika melihat orang dengan gejala serupa.
"Kita akan bergerak cepat. Semua fasilitas ditambah untuk bisa merespon ini, termasuk jumlah ambulans itu sudah disiapkan tambahan untuk merespon cepat bila ditemukan kasus," kata Anies.
Sejauh ini, kata Anies, tim dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sudah melakukan penyelidikan epidemiologi. Lewat penyelidikan ini, setiap orang yang dipantau akan dicatat susunan pola interaksinya.
Dia mengaku, penyelidikan epidemiologi ini sudah diberlakukan kepada 136 orang yang diduga terjangkit virus korona. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir potensi penularan COVID-19 di ibu kota.
"Siapa berkegiatan di mana, berinteraksi dengan siapa, kapan, dan lain-lain. Pattern (pola interaksi) itu sudah ada untuk seluruh kasus yang dipantau. Tadi saya sebutkan ada 136, jadi 136 (orang) itu seluruh patternnya itu ada," pungkasnya.