Oleh karenanya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membuka data persebaran kecamatan terjangkit virus korona berdasarkan domisili pasien yang telah dinyatakan positif maupun masih dalam pengawasan atau suspek.
Berdasarkan peta persebaran yang dirilis Pemprov DKI, ada 14 titik merah yang merupakan kecamatan dengan pasien positif korona baru. Kemudian, terdapat 46 titik kuning dengan artian masih menunggu hasil pemeriksaan uji pasien.
Sebagai informasi ada 44 kecamatan di DKI Jakarta.
"Ini adalah sebaran kasus-kasus yang sekarang sedang diperiksa baik yang positif COVID-19, maupun yang sedang menunggu hasil. Sebarannya cukup luas, beberapa hari yang lalu menyebar di wilayah Selatan. Hari ini hampir semua kecamatan sudah ada kasus (positif)," ucap Anies di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (13/3).
Persebarannya, kecamatan positif korona yang berada di Jakarta Utara adalah Tanjung Priok, Penjaringan, dan Kelapa Gading. Di Jakarta Timur, kecamatan positif korona berada di Kramat Jati, sedangkan Kecamatan Pulo Gadung, Pasar Rebo dan Matraman masih menunggu hasil pemeriksaan.
Di Jakarta Pusat, Kecamatan Johar Baru dan Menteng masih menunggu hasil. Di Jakarta Selatan, Kecamatan positif korona berada di Pancoran, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Cilandak, sementara Jagakarsa dan Setiabudi masih menunggu hasil. Di Jakarta Barat, kecamatan positif korona berada di Cengkareng, Kembangan, dan Kebon Jeruk.
Lebih ketat lagi
Pada Rabu, 11 Maret lalu, Anies sudah membuat langkah pengurangan dampak penularan virus korona. Pertama, Anies membentuk tim review perizinan kegiatan yang diselenggarakan di Jakarta.
Kedua, Anies menginstruksikan kepada jajaran Pemprov DKI yang memiliki gejala demam, flu, dan batuk menjurus virus korona agar melaporkan kondisi kesehatannya keada Dinas Kesehatan DKI.
Selanjutnya, Anies meniadakan kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di sepanjang Jalan Sudirman-MH selama dua pekan, yakni 15 dan 22 Maret.
Per hari ini, Anies memperketat kebijakan dari sebelumnya. Ada beberapa tambahan imbauan yang ia keluarkan, namun tidak sampai melakukan lockdown. Pertama, Anies meminta seluruh warga DKI untuk memprioritaskan kegiatan di rumah dan pemukiman sekitar.
"Kurangi kegiatan di tempat yang ramai. Sebisa mungkin membatasi interaksi dengan kerumunan orang banyak, sebisa mungkin berkegiatan secara lebih terbatas," tutur Anies.
Sementara, pelayanan masyarakat seperti kelurahan, kecamatan, kantor walikota, Balai Kota DKI, puskesmas, dan rumah sakit tetap beroperasi seperti biasa. Transportasi umum juga tetap melayani penumpang.
Kemudian, Anies akan menutup semua destinasi wisata dan tempat hiburan milik Pemprov DKI selama dua pekan mulai Sabtu, 14 Maret esok hari.
"Tempat wisata seperti Ancol, Ragunan, Monumen Nasional, dan museum yang dipegang DKI kita tutup. Tujuannya meminimalkan kegiatan warga diruang-ruang terbuka yang penuh dengan warga," kata Anies.
Lalu, Anies telah menyiapkan protokol prosedural untuk acara-acara di perkantoran, di perumahan, serta kegiatan ibadah kegaaman. Protokol ini disebarkan ke sekuruh masyarakat lewat jajaran Pemprov DKI.
Lebih lanjut, Anies juga meminta seluruh perusahaan untuk mulai menyiapkan protokol kerja jarak jauh bagi para pegawainya sebisa mungkin.
"Hari ini belum ada arahan untuk kantor-kantor stafnya bekerja dari jauh. Tapi, dunia usaha harus mulai menyiapkan. Saya imbau semuanya untuk menyiapkan dari sekarang jangan sampai kita menghadapi situasi (penularan) itu. Tapi, bila itu terjadi, maka dunia usaha udah siap," jelas Anies.
"Semua ini kami lakukan untuk mencegah kemungkinan terburuk penularan. Kita tidak punya cukup waktu untuk menunggu, kita memiliki kewajiban melindungi semua, karena itu penting sekali bagi kita untuk bergerak cepat dan lebih cepat," tuturnya.