Dalam persidangan di aula rutan tersebut hadir jaksa, terdakwa dan penasehat hukum, sedangkan majelis hakim tetap berada di Pengadilan Negeri Bandung.
"Hari ini kami mulai menggelar persidangan lewat video conference antara jaksa, terdakwa, penasehat hukum dengan hakim," kata Kepala Rutan Bandung Rico Stiven, seperti dikutip Antara, Kamis (26/3/2020).
Dia mengatakan sidang online itu dilakukan sesuai dengan surat edaran Menteri Hukum dan HAM (Menkumham). Surat edaran itu, kata dia, berisi tentang imbauan pembatasan kontak sosial dalam rangka mencegah penyebaran virus korona baru atau COVID-19.
"Rutan menyiapkan sarana dan prasarananya untuk sidang online. Jadi, jaksa, terdakwa, pengacara di rutan dan hakimnya tetap di pengadilan, sehingga tahanan kami tetap tidak keluar untuk meminimalisir kerumunan di luar," kata Rico.
Pada hari ini, kata dia, rencananya ada 68 tahanan yang bakal menjalani persidangan, sebagian online.
Sementara itu, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Jawa Barat Abdul Aris mengatakan sejumlah rutan yang berada di Jawa Barat juga bakal menerapkan hal serupa sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19.
Dia menjelaskan langkah tersebut dipilih karena persidangan pidana umum tidak bisa ditunda akibat COVID-19. Pasalnya penundaan persidangan dapat berbenturan dengan batas waktu penahanan dan mengganggu kepastian hukum sehingga sidang online itu dipilih agar proses persidangan tetap terus berjalan dengan meminimalisir resiko penularan virus.
"Ditunda tidak bisa karena terbentur batas penahanan. Jadi paling memungkinkan ya via video conference supaya tetap terlaksana," kata dia.