Hujan lebat mulai melanda Bandung dan sekitarnya sejak Senin (30/3) sore dan berlanjut hingga malam. Bahkan menurut warga di Jalan Cikoneng, Bojongsoang, Kabupaten Bandung, hujan berlangsung hingga dini hari.
Sejumlah jalan di kompleks perumahan di sekitar Jalan Cikoneng pun terendam banjir. Salah satu perumahan yang jarang dilanda banjir pun kali ini kebanjiran di bagian jalan, seperti yang terjadi di Komplek Griya Permata Asri.
Dari informasi yang dihimpun BPBD Kab Bandung, ketinggian air di Jalan Cikoneng, khususnya di Ruko Akita, mencapai 10-40 centimeter. BPBD Kab Bandung juga melaporkan, banjir pertama kali terpantau di dekat pom bensin Cikarees, Senin (30/03). Tinggi muka air mencapai 30-60 centimeter. Banjir mengakibatkan kemacetan panjang di kawasan Terusan Bojongsoang.
Di hari yang sama, banjir merendam wilayah Dayeuhkolot, tepatnya di Jalan Raya Dayeuhkolot dengan ketinggian 20-75 centimeter, akibatnya akses lalu lintas tak bisa dilewati kendaraan bermotor. Titik banjir lainnya terjadi di pertigaan Jalan Dayeuhkolot-Yon Zipur Dayeuhkolot, dengan ketinggian air 30-50 centimeter.
Banjir juga merendam beberapa pertokoan di Raharja Plaza Dayeuhkolot yang satu kompleks dengan Masjid Ash-Sofia, masjid yang kerap menjadi tempat pengungsian warga korban banjir.
"Dayeuhkolot listrik sudah dipadamkan. Tidak menutup kemungkinan daerah lain pun listrik akan di padamkan. Tetap hati-hati,” demikian cuit akun Twitter BPBD Kab Bandung.
Hingga Selasa (31/3), banjir masih menggenangi sejumlah daerah di kawasan Bandung selatan tersebut. Titik banjir yang belum surut antara lain di Kp. Cigebar RW. 01 Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsoang. Kampung ini berdekatan dengan Sungai Citarum yang kerap meluap di saat musim hujan. Sejumlah titik di Desa Dayeuhkolot juga masih terendam.
Selain kawasan Bandung selatan, banjir juga melanda kawasan Gedebage di Bandung timur, dan kawasan Rancaekek, perbatasan Sumedang dan Kabupaten Bandung. Banjir di kawasan ini menimbulkan kemacetan lalul lintas.
Banjir melanda saat Bandung Raya siaga penularan COVID-19, antara lain dengan mengampanyekan gerakan tinggal di rumah. Namun bencana banjir justru membuat warga korban banjir tidak bisa tinggal di rumah. “Ya allah..Kalo seperti ini..gimana mau #StayAtHome nya.....rumah nya kebanjiran..,” cuit akun @Dee_01984, warga yang tinggal di Dayeuhkolot.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Tony Agus Wijaya, bilang musim hujan memang masih berlangsung pada akhir Maret hingga akhir April nanti. Dengan kata lain, sepanjang bulan tersebut hujan lebat masih berpotensi, sedangkan pancaroba musim hujan ke musim kemarau baru akan terjadi pada Mei 2020.
“Kota Bandung, awal musim kemarau di akhir Mei. April masih musim hujan, tetapi secara bertahap curah hujan akan berkurang. Dan di awal Mei adalah masa pancaroba, atau peralihan dari musim hujan ke musim kemarau,” terang Tony.
Ia menambahkan, musim hujan tahun ini tergolong normal. Durasinya rata-rata sama dengan musim hujan selama 30 tahun terakhir.