Okupasi para Tikus di Jalan-Jalan Kota Saat Lockdown

| 09 Apr 2020 11:15
Okupasi para Tikus di Jalan-Jalan Kota Saat <i>Lockdown</i>
Ilustrasi (era.id)
Jakarta, era.id - Beberapa negara di dunia telah menerapkan kebijakan lockdown untuk mencegah penularan virus COVID-19. Hal ini membuat sejumlah fasilitas publik dan sosial terpaksa ditutup. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk melakukan aktivitas di rumah. 

Keadaan ini tentu membuat jalan-jalan menjadi sepi. Sehingga beberapa hewan yang sebelum diterapkan lockdown takut untuk keluar, menjadi berani mengokupasi jalan-jalan kota. Termasuk invasi para tikus pada akhir Maret lalu di sepanjang jalan French Quarter di New Orleans. Hewan pengerat itu berani menunjukkan eksistensinya dari persembunyian setelah banyak toko dan restoran tutup.

Robert Corrigan, seorang ahli hewan pengerat, menilai tidak mengherankan kejadian tersebut dan mengatakan, "koloni tikus selama ini tergantung pada sisa-sisa sampah manusia dan banyak mengelilingi tempat sampah di malam hari. Kini mereka tidak tahu harus berbuat apa," kata Corrigan dilansir dari BBC

Dr. Corrigan mengaku baru saja mendapatkan pesan dari temannya yang melihat tikus di sepanjang jalan. Mereka melihat tikus lebih sering makan limbah rumah tangga dan bukan sampah restoran.

Claudia Riegel selaku Dewan Pengendalian Hama New Orleans mengatakan bahwa tikus-tikus berkeliaran karena kelaparan. Manusia di seluruh dunia telah mengubah perilaku akibat pandemi virus korona. Tempat sampah yang biasanya menjadi sandaran tikus, kini sudah tidak tersedia, makanya mereka harus beradaptasi.

Di Inggris, Asosiasi Teknisi Hama Nasional mengingatkan bahwa penutupan sekolah, klub, restoran, hotel, tempat wisata dan tempat-tempat umum lainnya yang tengah menegakkan jarak sosial akan mendatangkan konsekuensi yang tak diinginkan.

"Tikus kelaparan ini berkeliaran cukup jauh dan berakhir di lingkungan yang sama sekali tidak ada tikus", kata Dr Corrigan kepada BBC.

Corrigan menjelaskan, mereka adalah mamalia yang tangguh dan pandai mengendus sumber makanan. Gigi tikus yang kuat dapat mengatasi penghalang seperti pintu, plastik, atau kain.

Tetapi melihat lebih banyak tikus di sekitarnya bukan berarti kota-kota akan dikuasai. Faktanya, Dr Corrigan mengatakan sekarang adalah waktu tepat untuk mengontrol lingkungan dan menerapkan langkah-langkah ekstra sebagai upaya pengendalian populasi tikus di kota.

Tikus perut kosong gampang dikelabui dengan makanan di perangkap. Selain itu, menggunakan pengendalian hama sanitasi tikus menjadi berkurang. Tikus berkeliaran bisa mendatangkan malapetaka yang menyebabkan kerusakan di rumah maupun penyakit.

"Jika kita tidak memeriksanya dengan alat-alat (pengendalian hama), mungkin mereka bisa menjadi penghuni di dalam rumah, kamar tidur, panti jompo atau rumah sakit," katanya.

Tikus juga dapat menggerogoti kabel listrik yang bisa membahayakan kebakaran rumah. Salah satu cara supaya tikus tidak masuk dalam rumah dengan menutup area manapun. Pastikan lubang atau pipa yang bisa dimasuki tikus tertutup secara rapat. Kemudian, sembunyikan makanan dan bersihkan rumah selalu.

Tags : covid-19
Rekomendasi