Obat Korona 'Mujarab bin Ajaib' dari Indonesia

| 17 Apr 2020 13:56
Obat Korona 'Mujarab bin Ajaib' dari Indonesia
Ilustrasi (Darko Stojanovi/Pixabay)
Jakarta, era.id - Dunia berlomba-lomba meneliti dan menemukan obat atau vaksin virus korona baru untuk menyembuhkan jutaan pasien di seluruh dunia.

Saat negara-negara maju meneliti dan mengembangkan vaksin secara ilmiah dan klinis, beberapa orang di Indonesia mengklaim sudah menemukan obat mujarab melawan korona lewat cara-cara yang terkadang ajaib.

Ningsih Tinampi misalnya, wanita yang menyebut dirinya sebagai praktisi pengobatan alternatif ini menjual obat virus korona racikannya secara bebas. Ia berceloteh, obat yang disebutnya sebagai Obat Korona Made in Pandaan ini berasal dari bahan herbal yang sudah dikenal di dunia medis.

“Obat ini untuk penyembuhan korona, di kedokteran banyak yang kenal obat ini. Dengan izin Allah, insyaallah sembuh,” kata Ningsih dalam akun YouTube-nya, Rabu (15/4).

Dok. Youtube Ningsih Tinampi

Dengan kemampuannya, ia mengaku bisa merasakan efek virus korona saat menyerang tubuh manusia. Di bagian mana saja rasa sakit yang akan diderita serta bagimana cara mengatasinya. Dari situlah ia meracik obat khusus korona yang kini dijualnya seharga Rp35.000 per botol.

Sementara di Pontianak, seorang mantan asisten apoteker juga dengan percaya diri meperkenalkan obat Formav-D ciptaannya. Bak seorang ahli kimia, pria bernama Lutfi itu menjelaskan hingga saat ini belum ada satupun obat yang mampu bekerja menghancurkan dinding sel virus SAR-CoV-2. Namun secara alami Formav-D mampu menghancurkan dinding sel itu, karena kandungan enzim di dalamnya.

Lutfi (Dok. Youtube)

"Jadi sekarang saya yakinkan kepada warga Pontianak jangan khawatir, jangan takut lagi dengan virus korona. Virus ini bisa kita bunuh dengan obat ini (Formav-D). Silakan lakukan aktivitas biasa. Jika ada yang terinfeksi saya akan berikan obat ini,” katanya dalam sebuah konferensi pers, yang disiarkan lewat YouTube.

Sepekan lalu, di Bangka Belitung, seorang kakek bernama Marsudi juga mengaku menemukan obat virus asal Wuhan, China tersebut. Ajaibnya, ia mengaku menerima wangsit obat COVID-19 lewat mimpi. 

Marsudi (Dok. Youtube)

Alkisah, pria asal Sungailiat, Kabupaten Bangka itu didatangi seorang tua renta tiga kali dan memberi tahunya bahwa daun pohon leben (laban) yang bisa menyembuhkan COVID-19 dan gejala demam. Kulit kayu dari pohon laban memang sering diseduh sebagai teh. Masyarakat di pulau Sumatera dan Kalimantan percaya khasiat kulit kayu laban sebagai obat masuk angin dan sakit perut.

Sedangkan industri medis dalam negeri juga tak tinggal diam, beberapa lembaga dan institusi medis juga berusaha keras meneliti racikan obat yang cespleng dalam membunuh virus korona.

Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan lima senyawa untuk penanganan virus korona. Bakal calon obat itu disebut lebih kuat dari klorokuin dan avigan. Lima senyawa ini disintesis dengan bahan alam, lalu dimodifikasi dengan sintesis secara kimia. Tim Riset COVID-19 Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mempersiapkan uji in vitro (uji pada media buatan) dan in vivo (uji klinis pada manusia) lima senyawa bakal calon obat Corona. Meski, belum mempublikasikan dalam bentuk jurnal.

Produsen farmasi swasta PT Kalbe Farma Tbk juga tengah bersiap untuk memproduksi obat COVID-19 dalam waktu dekat. 

Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius mengatakan perusahaan melakukan research and development bersama dengan partner perusahaan asing tersebut. Ia memberikan catatan obat COVID-19 ini tak hanya akan dibutuhkan saat ini tetapi akan dibutuhkan masyarakat jangka panjang.

"Sedang dalam proses persiapan, mudah-mudahan bulan Mei-Juni depan sudah bisa... Iya kolaborasi dengan partner dari luar negeri," kata Vidjongtius seperti dikutip dari CNBC, kamis (16/4). Untuk melakukan produksi ini, perusahaan akan bekerja sama dengan perusahaan farmasi asing.

Memang tak mudah dalam mengembangkan vaksin virus korona. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) paling tidak dibutuhkan waktu selama satu tahun untuk menemukan vaksin mulai dari tahap penelitian hingga uji coba ke manusia.

Amerika Serikat dan China adalah dua negara yang terdepan dalam pengembangan vaksin dari virus yang paling menular di dunia saat ini. Kedua negara tersebut sudah sampai tahap menguji coba vaksin ke manusia atau tahap uji klinis kedua. Munculnya obat penawar penyakit COVID-19 menjadi harapan bagi lebih dari 2 juta pasien korban virus korona baru di seluruh dunia.

 

Tags : obat korona
Rekomendasi