Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) misalnya, merayakan May Day secara virtual dengan melambungkan empat tagar di media sosial yaitu #MayDay2020 #AtasiVirusCabutOmnibus #TolakOmnibusLaw #RakyatBantuRakyat. Selain itu mereka menyematkan lima akun media sosial milik pejabat negara seperti @DPR_RI, @Jokowi, @KemnakerRI, @PerekonomianRI, @KSPgoid.
Tak berhenti di jagat dunia maya saja, Gebrak yang merupakan aliansi kelompok-kelompok buruh dari Serikat Sindikasi, LBH Jakarta, KPR, KASBI, KPBI, KSN, Jarkom Serikat Pekerja Perbankan, dan PurpleCode ini juga akan beramai-ramai membombardir petinggi Badan Legislasi (Baleg) DPR RI seperti Supratman Andi Agtas, Rieke Diah Pitaloka, dan Willy Aditya melalui pesan singkat mulai dari pukul 15:00 hingga 17:00 WIB.
Tulis pesan:
Omnibus Law RUU Cipta Kerja bukan untuk menciptakan lapangan kerja. Sejak 2013 hingga 2019, investasi sudah terus meningkat tapi serapan tenaga kerja justru terus turun. Omnibus Law ini untuk siapa kalau bukan untuk melayani investor?
Pak, Bu, berhenti mengobral murah tenaga kerja dan sumber daya alam Indonesia untuk kepentingan investasi. Kita kesulitian bertahan hidup karena COVID-19. Jangan ambil kesempatan! Batalkan pembahasan SELURUH Omnibus Law! Atasi virus, cabut Omnibus!
Aksi kirim pesan singkat ke pimpinan Baleg DPR RI sebenarnya sudah pernah dilakukan oleh kelompak buruh pada tanggal 8 April 2020 lalu. Isi pesannya pun sama, meminta DPR RI menghentikan dan mencabut pembahasan Omnibus Law Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja.
Pimpinan Baleg DPR mengaku dihujani puluhan ribu pesan singkat dengan isi yang serupa hingga membuat ponsel sempat error akibat banyaknya pesan dari kelompok buruh.
Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Indonesia Indra Munaswar mengatakan aksi kirim SMS dan WhatsApp itu terinspirasi dari pengalaman lalu ketika buruh menolak pembahasan RUU BPJS pada tahun 2010.
"Salah satu cara selain demo, lobby, dan advokasi ke DPR, juga mengirimkan SMS atau BBM ke setiap Anggota Pansus RUU yang nomor ponselnya sudah didapat. Waktu itu belum ada Whatsapp," kata Indra kepada era.id, Jumat (1/5/2020).
Gebrak sendiri di perayaan hari buruh mengajukan tiga hal yang terdiri dari dua tuntutan dan satu ajakan bagi kawan-kawan buruh lainnya yang disampaikan saat konfrensi pers secara virtual melalui kanal YouTube bernama buruh bekerja, Jumat (1/5/2020).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berjanji melalui berbagai kebijakan pemerintah akan melindungi para buruh agar tetap bekerja dan berpenghasilan saat pandemi COVID-19.
Presiden Jokowi dalam akun media sosialnya, Jumat, menyebut peringatan Hari Buruh Internasional tahun ini jatuh di saat pandemi COVID-19 melanda.
"Kita memperingati Hari Buruh Internasional tahun ini di saat pandemi global COVID-19 tengah melanda hampir seluruh negara di muka bumi ini," kata Presiden Jokowi.
Ia menambahkan demi mengurangi dampak buruknya, pemerintah berusaha melindungi para buruh agar tetap bekerja dan berpenghasilan, juga mempertahankan kemampuan ekonomi para pelaku usaha melalui berbagai kebijakan.
"Semuanya bertujuan agar para buruh beserta pengusaha mampu bertahan di era pandemi ini," sebut Presiden Jokowi.