ISIS dan kelompok afiliasinya mengikuti anjuran Nabi Muhammad SAW tentang wabah atau taun. "Ketika wabah itu datang, menurut hadis ini, umat Islam harus tinggal di rumah dan bersabar. Jika seorang Muslim kena penyakit dan kemudian mati, ia akan tetap dianggap sebagai martir," kata laporan Institut Analisis Kebijakan Konflik (IPAC) seperti dikutip dari Straits Times, Senin (18/5/2020).
Selain itu, kelompok tersebut juga diyakini sedang mempersiapkan diri menghadapi kiamat yang sudah dekat dan melihat pandemi ini adalah awal dari rangkaian tahap menuju akhir zaman sebelum munculnya dukhon yang akan menutupi bumi selama 40 hari 40 malam sebagai tanda munculnya Imam Mahdi.
Menurut laporan LSM asal Dubai The Stabilization Network (TSN), mereka saat ini sedang melatih keterampilan bertahan hidup seperti menyalakan api menggunakan batu, membuat rumah dari dahan dan kayu, dan menemukan air dari batang pohon pisang.
"Lockdown untuk saat ini tidak nyaman, membosankan, mengisolasi dan membatasi kebebasan Anda. Tetapi ingat, ini hanya simulasi dari era kegelapan," kata salah seorang simpatisan ISIS di Indonesia.
Tapi ada sebagian pihak yang merupakan kelompok sempalan menganggap pandemi sebagai peluang terbaik untuk melakukan penyerangan karena berkurangnya pengawasan. Yang perlu diwaspadai adalah dugaan modus teroris sengaja tertular virus korona dan dengan sengaja menularkannya kepada sasaran.
Ada 23 tersangka teroris berhasil ditangkap pada periode Januari sampai April tahun ini atau lebih sedikit dibandingkan pada periode Oktober hingga Desember lalu yakni 68 orang tersangka.