Rela Abaikan PSBB Demi Baju Idulfitri

| 22 May 2020 10:35
Rela Abaikan PSBB Demi Baju Idulfitri
Pedagang Kaki Lima di BKT (era.id)
Jakarta, era.id - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah 2 kali memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memperpanjang PSBB hingga 4 Juni dan menyebut sebagai PSBB penghabisan. 

Maka dari itu, Anies meminta warga Jakarta untuk terus mencegah penularan COVID-19 dengan disiplin di rumah saja, menjaga kebersihan, dan memakai masker. "Ini akan bisa menjadi PSBB penghabisan, jika kita disiplin," papar Anies, Selasa, (19/5).

Nyatanya, banyak warga Jakarta yang mengindahkan imbauan Gubernur. Apalagi jelang Idulfitri, warga banyak menyerbu pusat perbelanjaan dan pasar guna memburu bahan kebutuhan pokok dan baju Lebaran.

Seperti halnya di pasar Tanah Abang. Aparat gabungan beberapa hari ini rajin melakukan penertiban para pedagang di pasar pakaian terbesar di Asia Tenggara itu. Mereka ditertibkan lantaran masih nekat beroperasi di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Ibu Kota.

Para pedagang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat kucing-kucingan dengan aparat kepolisian, TNI, bahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Para pedagang pura-pura menutup lapaknya ketika ditertibkan dan kembali beroperasi setelah aparat meninggalkan lokasi pasar. 

Seperti halnya di Tanah Abang, kepadatan juga terjadi di kawasan Banjir Kanal Timur (BKT) Duren Sawit Jakarta Timur. Sejak dibuka untuk umum beberapa tahun silam, sisi kanal buatan Pemprov DKI Jakarta ini memang dihuni oleh para pedagang kaki lima dengan bermacam barang dagangan. 

Pantauan era.id, Kamis (21/5) malam, berbagai macam barang seperti pakaian, aksesoris ponsel, hingga kuliner dijajakan berjejer sepanjang kurang lebih lima kilometer dari kawasan Cipinang hingga Buaran. Situasi macet karena banyak pembeli yang parkir di area kering BKT selebar 3 meter ini makin membuat suasana makin berjubel.

Jelang Lebaran, para pedagang menangguk rejeki meski di tengah pandemi. Mereka merasa bersyukur masih banyak pembeli yang membutuhkan barang baru untuk Hari Raya.

"Alhamdulillah berapa hari ini mulai ramai lagi," kata Nurhadi, pedagang jaket di BKT.

Pedagang Kaki Lima di BKT (era.id)

Ia mengaku sempat dilarang petugas dari Satpol PP untuk berjualan. Tapi nampaknya, peraturan tersebut hanya berlaku di siang hari. "Kalau malam kan enggak ada yang jaga," katanya.

Warga pun seperti tak peduli aturan PSBB untuk menjaga jarak dan berkerumun. Mereka tetap asyik memilih pakaian di lapak pedagang yang digelar semi permanen berukuran 5-10 meter persegi. 

Selain pakaian, warga juga memburu kuliner khas BKT seperti kerang dan kepiting rebus. Alasannya mereka bosan berada di rumah dan ingin mencari suasana baru. Apalagi mereka mendengar rencana pelonggaran PSBB.

"Bosan saja di rumah melulu, tempat makan (restoran) juga banyak yang tutup atau cuma boleh dibungkus kan," kata Dewi, salah seorang warga.

Ia sadar jika protokol pencegahan COVID-19 salah satunya adalah tak boleh berkerumun, tapi ia punya 'dalil' sendiri atas perbuatannya. "Kan ini kita ada di tempat terbuka, lagian juga kan jarak antar pembeli jauh-jauhan," kata wanita usia 20-an tahun ini sambil makan kerang hijau bumbu balado bersama rekannya di pinggir kali BKT.

Dok. corona.jakarta.go.id

Padahal, kawasan BKT yang dipenuhi pedagang kaki lima hanya selemparan batu dari Kantor Kelurahan Duren Sawit. Namun, tak ada petugas dari Satpol PP yang berjaga saat malam hari. Tercatat ada 39 kasus positif kasus penularan COVID-19 di Kelurahan Duren Sawit per Kamis (21/5).

Tags : psbb
Rekomendasi