Mengumandangkan Takbir di Kesunyian Langit Malam

| 06 Jun 2019 17:56
Mengumandangkan Takbir di Kesunyian Langit Malam
Ilustrasi kokpit pesawat (Pixabay)
Jakarta, era.id - Bisa bermalam takbir, salat Id dan melewati Idulfitri bersama keluarga, terdengar sederhana. Tapi terasa sangat mahal buat sebagian orang. Ada banyak orang yang dengan profesi dimiliki, membuat ritual itu tak selalu mudah dilakukan.

Pilot Batik Air Captain Maherda Ekananda pernah merasakan bertakbir di kesunyian langit saat harus bertugas di malam Lebaran. Dia melewati malam takbir karena harus menerbangkan pesawat hingga lepas tengah malam.

"Malam takbir itu terasa berbeda, biasanya bersahut-sahutan ramai, ini sepi tapi bisa lebih terasa hikmat," kata Captain Maherda seperti kami kutip dari Antara, Kamis (6/6/2019).

Lagipula, pekerjaan yang dipikul Captain Maherda mengharuskan dia siap setiap waktu. Baik menjelang, setelah maupun hari H Lebaran, dia harus siap memenuhi panggilan tugas kala frekuensi penerbangan lebih padat ketimbang hari biasa.

Untuk Lebaran tahun ini pun, Captain Maherda wajib mengantar pemudik ke kampung halaman. Meski ia sendiri harus rela tidak mudik ke Bandung. Dia juga bangga bisa ikut mengantar orang lain untuk bisa bertemu keluarganya saat hari raya.

"Jadi kalau orang pada mudik, kami sering nonton saja, tapi kami sudah biasa. Justru kalau mudik itu suasananya lebih ceria mulai dari bandara, banyak anak-anak dan banyak yang memakai baju bagus," ucap pilot yang sudah berkarier selama sewindu itu

Dia senang karena keluarga sudah paham dengan risiko pekerjaannya, selayaknya profesi lainnya yang harus siaga, seperti dokter, polisi ataupun wartawan. Biasanya, Captain Maherda bisa mengoperasikan hingga empat penerbangan dalam sehari. Beruntung, khusus tahun ini, dia masih bisa salat Id.

 

Rekomendasi