Kadin: Enam Juta Pekerja Kena Dampak Korona

| 08 Jun 2020 11:25
Kadin: Enam Juta Pekerja Kena Dampak Korona
Ilustrasi. (Foto: Kementerian BUMN)
Jakarta, era.id - Pandemi COVID-19 bukan cuma menelan korban orang sakit atau meninggal duniatapi juga korban terdampak ekonominya. Bulan Mei atau tiga bulan setelah kasus pertama COVID-19 di Indonesia, terjadi puncak tekanan terhadap perekonomian yang sangat besar.

Kegiatan ekonomi terpaksa diehntikan untuk mencegah penularan virus korona baru. Alhasil banyak sektor usaha yang goyang sehingga melakukan efisiensi dengan cara PHK karyawan. Angka pengangguran dalam tiga bulan terakhir pun melonjak drastis. 

"Angka terakhir di Kadin berdasarkan masukan dari asosiasi, dari himpunan yang secara reguler memberikan masukan ke kami yang sudah dirumahkan dan di-PHK itu sudah lebih dari 6 juta (orang), mungkin kalau angka Menaker masih di level 2 juta," ungkap Rosan dalam rilis survei Indikator secara virtual, Minggu (7/6).

Dari angka 6 juta tersebut, sebanyak 90 persen pekerja dirumahkan dan hanya 10 persen yang terkena PHK. Hal itu dikarenakan pengusaha tidak perlu pesangon jika merumahkan pegawai.

Kebijakan pemerintah untuk mengantisipasi tekanan perekonomian semkain baik dengan mengeluarkan kebijakan stimulus fiskal, stimulus moneter, serta penguatan di sektor riil dan sektor keuangan. Hal ini menunjukan pemerintah semakin responsif mengantisipasi keadaan.

"Walau demikian, yang kami tekankan adalah implementasi di kementerian yang masih lambat, kami juga melihat harusnya angkanya jauh lebih besar dari yang sudah dikeluarkan pemerintah," kata Rosan.

Selain itu, Rosan pun melihat bahwa Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menjadi sektor yang terkena dampak paling besar dan paling cepat pada masa pendemi. Sehingga, ia meminta pemerintah mendorong pemulihan di sektor ini karena mampu menyerap tenaga kerja di Tanah Air hingga 96 persen.

"Kalau dilihat angka sebelumnya, sebelum ada Covid-19 pengangguran terbuka sudah di 7 juta, ditambah 6 juta, dan ditambah 8 juta setengah meganggur dan paruh waktu 24 juta sehingga angka sudah di angka lebih dari 55 juta yang pekerjaannya harus dibantu pemerintah," ujar Rosan.

 

Rekomendasi