Berangkat dari Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Doni tiba di stasiun pada pukul 07.00 WIB. Sebelum memasuki area peron, Doni diperiksa suhu tubuhnya menggunakan thermo gun. Prosedur itu diberlakukan dan menjadi syarat utama yang wajib dijalani para penumpang sebelum masuk stasiun untuk naik KRL.
Setibanya di peron stasiun, Doni langsung memantau kondisi lapangan. Doni yang juga didampingi Kepala Stasiun Manggarai, Didiek Hartanto itu kemudian melihat bagaimana penumpang saat turun dan naik kereta, serta bagaimana penerapan physical distancing di dalam gerbong KRL.
Dalam peninjauan tersebut, Doni menilai bahwa protokol kesehatan yang diterapkan di Stasiun Manggarai sudah sangat bagus dan sesuai dengan standar yang direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Selain itu kesiapan, kapasitas petugas dan pelayanan serta kesadaran penumpangnya untuk menerapkan protokol kesehatan juga sudah sangat baik. Doni memberi apresiasi atas capaian tersebut.
"Kepatuhan masyarakat (dalam menjalankan protokol kesehatan) ada peningkatan. Tidak ada masyarakat yang tidak menggunakan masker," kata Doni.
Kemudian, Doni juga melihat para penumpang juga sudah dapat menyesuaikan diri dalam menjaga jarak aman di dalam gerbong kereta. Hal itu berarti masyarakat sudah mulai mengikuti aturan pemerintah dalam mencegah penyebaran virus korona jenis baru, penyebab penyakit COVID-19.
"Kita lihat tadi, sejumlah gerbong, tingkat kepadatannya sudah berkurang dibandingkan beberapa waktu sebelumnya. Ini penting dilakukan agar antar penumpang tidak terlalu dempet. Kalau terlalu dempet itu risikonya sangat besar, terutama apabila ada penumpang yang positif COVID-19 dapat menulari," jelas Doni.
Sebagai upaya untuk memutus rantai penularan COVID-19, Doni juga mengapresiasi layanan publik dari pihak stasiun yang telah memberikan layanan cuci tangan lengkap dengan sabun dan berada di beberapa titik lokasi di stasiun.