Tawuran Masih Jadi Masalah Sosial di Tengah Pembatasan Sosial

| 10 Jun 2020 13:11
Tawuran Masih Jadi Masalah Sosial di Tengah Pembatasan Sosial
Ilustrasi (Twitter)
Jakarta, era.id - Penerapan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di Jakarta seolah tak berlaku terhadap dua kelompok remaja di Kemayoran, Jakarta Pusat. Mereka terlibat saling lempar batu yang tak jelas penyebabnya.

Aksi kedua kelompok ini pun viral di media sosial. Bentrokan tersebut terjadi di Jalan Haji Ung, Kemayoran Jakarta Pusat, pada Rabu (10/6/2020) dini hari. Dalam rekaman video yang beredar, kedua kelompok ini rata-rata masih berusia remaja. Mereka membekali diri dengan balok kayu dan batu untuk saling mengalahkan.

Kapolsek Kemayoran Kompol Saiful Anwar membenarkan perihal bentrokan tersebut. Menurutnya, insiden itu dipicu saling ejek antara kedua kelompok remaja tersebut. Sehingga, karena merasa tak terima direndahkan mereka memutuskan untuk saling adu kekuatan.

"Mereka saling ejek lewat media sosial. Mereka ada group tersendiri," ucap Saiful saat dihubungi, Rabu (10/6/2020).

Meski demikian, kata Saiful, anggota di lapangan langsung membubarkan kedua kelompok remaja itu usai terlibat bentorkan. Tatapi, tak ada satu pun yang ditangkap atau diamankan dalam bentrokan tersebut.

"Setelah dapat informasi anggota langsung membubarkannya. Tidak ada yang diamankan," singkat Saiful.

Tak Ada Sanksi Tegas

Krimininolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala menyebut masih adanya tawuran remaja di tengah PSBB karena rasa ketidakpedulian saat pandemi COVID-19 ini. Selain itu, belum ada pasien corona di lingkungan mereka, bikin mereka beraktivitas di luar rumah.

"Kemungkinan, dua kelompok itu belum terdampak wabah dan belum ada yang kena positif," ucap Adrianus.

Kemudian, faktor lainnya yang menyebabkan masih maraknya tawuran karena para remaja ini belum memiliki pola fikir yang panjang. Mereka masih mementingkan ego masing-masing individu dan kelompok. Sehingga, mereka memandang semua orang yang di luar kelompoknya adalah musuh.

"Karena kuatnya persepsi in-group dan out-group antar dua kelompok. Makin kuat keduanya, maka makin besar kemungkinan konflik terbuka. Itu mengingat masing-masing menganggap pihak lain sebagai musuh," ungkap Adrianus.

Tags : tawuran
Rekomendasi