Curhat Susi Pudjiastuti: Pontang-panting Biayai Bisnis Kapal Terbang Saat Pandemi

| 12 Jun 2020 17:27
Curhat Susi Pudjiastuti: Pontang-panting Biayai Bisnis Kapal Terbang Saat Pandemi
Susi Air. (Twitter @susiair)
Jakarta, era.id - Dampak ekonomi akibat pandemi COVID-19 tak hanya dirasakan masyarakat biasa. Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus pemilik PT ASI Pudjiastuti Marine Product (Susi Air) juga kebagian pahitnya.

Sudah dua bulan pesawat milik Susi tak terbang. Walhasil, tak ada pemasukan yang didapat dari bisnis kapal terbangnya ini. Kata dia, ini jadi pengalaman terberat sepanjang perjalanan bisnisnya.

"Susi Air dua bulan itu nol penerbangannya. Tidak ada pemasukan sama sekali, saya pikir tersulit dalam hidup usaha saya. Itu setop, bukan sulit lagi, nihil," kata Susi dalam diskusi daring dengan BNPB, Jumat (12/6/2020).

Perempuan kelahiran Pangandaran, 15 Januari 1965 itu bilang, kalaupun ada penerbangan, itu hanya ke Jakarta untuk urusan logistik. Tapi tetap saja tidak sama seperti sediakala.

Kesulitannya kian parah ketika bisnis penerbangannya tetap harus membayar sejumlah kewajiban, seperti mengurus perpanjangan izin: izin kerja dan izin terbang. Belum lagi ditambah biaya lain seperti gaji karyawan, stakeholder, dan perbankan.

"Padahal kita zero incomebut i still have to pay our obligation," kata Susi.

Sejumlah upaya juga coba dilakoni Susi agar bisnisnya tetap perkasa di tengah pandemi korona. Di antaranya dengan menutup banyak cabang usahanya, merumahkan pegawai, hingga menjual aset perusahaan jika nanti bisnisnya pailit.

Tapi menurutnya, strategi-strategi yang diambil oleh pengusaha tak menjamin situasi bisnis membaik di tengah COVID-19.

"Kalau tidak kembali (membaik) kan ya harus shut down total, ya harus give up. Atau kalau dalam undang-undang kepailitan ya kita harus menyatakan pailit. Defisit-defisit, kita jual aset yang mampu kita jual ya jual, tapi kan juga tidak mudah jual saat-saat seperti ini. Jadi ya, it's verry uncertain," pungkas Susi.

Rekomendasi