Dokter spesialis penyakit dalam pada Junior Doctor Network dr Edward Faisal menjelaskan, ada tetesan atau droplet kecil yang keluar dari mulut seseorang dan dapat bertahan 15 menit sebelum jatuh.
"Untuk penumpang yang mengobrol, sebenarnya secara penelitian, dia akan mengeluarkan droplet kecil selama 15 menit. Ini menurut CDC, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit yang di Amerika. Karena itu penting diperhatikan, disarankan pakai masker untuk menahan laju droplet. Jadi tidak boleh ngobrol dulu memang," kata Edward dalam sebuah diskusi di BNPB, Jakarta, dikutip Antara, Rabu (17/6/2020).
Jadi buat masyarakat yang kebetulan menaiki transportasi publik bersama-sama, dengan teman atau pun keluarga, ia menyarankan untuk tetap menjaga jarak di dalam transportasi publik.
"Pakai kode mata saja yang sedang pacaran. Nanti janjiannya di luar MRT atau commuter line," ujar dia.
Ilustrasi (Ojay/era.id)
Edward juga mengatakan berdasarkan penelitan diketahui jarak aman agar tidak terpapar SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 minimal satu meter. Droplet dari seseorang yang batuk baru jatuh setelah mencapai jarak minimal satu meter. Jadi kalau ada yang masih "bermesraan" di dalam transportasi publik sebaiknya dihindari karena menjadi contoh pelaksanan protokol kesehatan yang tidak baik.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak berdesakan saat hendak masuk ke stasiun, di peron dan di dalam kereta. Tidak perlu pula menyelak penumpang lainnya karena bisa saja berisiko jika ternyata mereka orang tanpa gejala (OTG).
"Tapi saya ingatkan jangan melakukan stigma ke setiap orang ya," ujar Edward sambil mengingatkan lebih baik menjalankan protokol kesehatan secara disiplin.
-
Lounge12 Jul 2020 10:07
Penjelasan Soal Covid-19 yang Beterbangan di Udara
-
Lounge18 Jun 2020 07:35
Bermain Gawai di KRL Meningkatkan Risiko Terkena COVID-19
-
Lounge06 May 2020 18:13
Waspada! Droplet Batuk Bisa 'Loncat' Hingga 3,6 Meter