"Sebenarnya Presiden sudah enggak tahan untuk blusukan, karena Presiden adalah karakteristiknya seperti itu," ungkap Sekretaris Kabinet Pramono Anung dalam acara webinar, Rabu (17/6/2020).
Pramono mengatakan, sebenarnya mantan Wali Kota Solo itu sudah kangen turun langsung dan menyapa masyarakat. Tapi, jika kemarin Jokowi tetap memaksakan diri maka akan menimbulkan perdebatan di masyarakat. Seperti diketahui, kurva kasus positif virus korona masih fluktuatif.
Saat ini, sudah ada 100-an daerah yang masuk dalam zona hijau, maka Kepala Negara pun memutuskan kembali blusukan. Hal itu, kata Pramono, sekaligus menunjukan pemerintah siap menyambut kenormalan baru namun tetap dengan protokol kesehatan yang ketat.
"Presiden tetap akan berkunjung ke beberapa daerah hijau dan mekatakan, menyatakan bahwa kita siap bekerja tetapi kita tetap menjaga kesehatan," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo mengatakan, meskipun masih di tengah pandemi virus korona masih belum diketahui kapan berakhirnya, namun kegiatan sehari-hari harus tetap berjalan untuk menggerakan roda perekonomian tapi harus tetap memperhatikan kesehatan.
Terkait dengan daerah zona hijau, Doni mengungkapkan ada penurunan jumlah daerah zona hijau sejak pertama kali diumumkan pada akhir bulan Mei 2020 lalu. Hal ini menunjukan bahwa status zona hijau bersifat dinamis.
"Pada akhir Mei atau awal Juni pada saat kami menetapkan status hijau itu ada 92 kabupten kota, tetapi sekarang berkurang menjadi 85 (kabupaten kota). Artinya sangat-sangat dinamis," ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo saat rapat dengan Komisi X DPR RI secara daring dan tatap muka, Rabu (17/6/2020).
Selain itu, Doni mengungkapkan bahwa jumlah daerah zona kuning atau yang beresiko rendah terpapar COVID-19 juga bergerak dinamis. Dia mengatakan, pada awal diumumkan, terdapat 138 kabupaten kota di zona kuning. Lalu beberapa hari setelahnya berkurang dua daerah, namu satu minggu kemudian jumlahnya bertambah. Artinya, kata Doni, banyak daerah yang awalnya masuk ke dalam zona orange atau beresiko sedang sudah bergeser menjadi zona kuning.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini menegaskan, bagi daerah di zona hijau harus bekerja keras untuk mempertahankan status warna hijaunya. Terlebih jika daerah tersebut berdekatan dengan zona orange dan zona merah yang beresiko tinggi.
"Daerah yang hijau sekarang ini harus bekerja ekstra keras agar mereka tidak terdampak apalagi kalau disekitar mereka terdapat daerah yang statusnya berwarna merah atau orange," kata Doni.
"Jadi dari langkah-langkah yang kami lakukan, ada peningkatan, 52 persen kabupaten kota dengan resiko yang rendah, 48 persen dengan resiko sedang dan tinggi," imbuhnya.