Encek merupakan kader dari Partai Pembangunan Persatuan (PPP). Keanggotaan Encek sebagai kader PPP pun dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi atau Awiek.
"Iya (kader PPP), ketua DPRD," ujar Awiek saat dikonfirmasi, Jumat (3/7/2020).
PPP mengaku kaget mendengar OTT yang menyeret nama kadernya. Dia mengaku belum mendapatkan informasi dari Encek maupun pihak keluarga pasca-OTT oleh KPK.
Namun, PPP masih mengedepankan azas praduga tak bersalah dan menunggu informasi lanjutan dari KPK. "Selanjutnya, nanti PPP akan mengambil tindakan secara organisasi," ucapnya.
Sedangkan, Bupati Kutai Timur, Ismunandar adalah kader Partai NasDem yang menjabat sejak tahun 2017.
Sebelumnya, KPK melakukan OTT di beberapa lokasi yaitu Jakarta, Kutai Timur dan Samarinda. Dalam operasi senyap tersebut, KPK menangkap Bupati Kutai Timur Ismunandar beserta istrinya. Penangkapan diduga berkaitan dengan penerimaan suap terkait pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemkab Kutai Timur.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pamolango mengatakan, tim penyidik KPK melakukan penangkapan terhadap Bupati Kutai Timur dan istrinya di sebuah hotel di Jakarta. Selain menangkap Bupati, KPK juga menangkap seorang Kepala Bappeda.
"Kita amankan bupati dan istrinya dan seorang Kepala Bappeda dari sebuah hotel di Jakarta," kepada wartawan di Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Saat ini Bupati Kutai Timur dan istrinya serta pihak lain yang terjaring operasi tersebut tengah diperiksa di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta. Hal ini disampaikan oleh Plt Juru Bicara KPK bidang penindakan Ali Fikri.
"Untuk beberapa pihak yang diamankan di Jakarta, saat ini sudah berada di Gedung KPK sebanyak tujuh orang dan masih dalam pemeriksaan tim KPK diantaranya Bupati Kutai Timur beserta istrinya," kata Ali dalam keterangan tertulisnya.
Sementara untuk pihak yang ditangkap di Kutai Timur dan Samarinda ada delapan orang dan sudah dilakukan pemeriksaan di Polresta Samarinda dan akan segera dibawa ke Jakarta.