Presiden sengaja mengundang menteri dan pimpinan lembaga negara yang memiliki anggaran besar. Di saat dunia sedang krisis, Kepala Negara meminta para menteri memiliki sense yang sama.
"Dalam situasi seperti ini siapa yang bisa menggerakkan ekonomi? Enggak ada yang lain kecuali belanja pemerintah," kata Presiden.
Jokowi juga mewanti-wanti agar belanja angaran dipercepat, regulasi dan SOP disederhanakan sesuai dengan keadaan krisis yang dihadapi.
"Ini saya minta, di kementerian dan juga di kepolisian ini dipercepat semuanya, belanjanya. Jadi yang saya hadirkan di sini, yang saya undang adalah yang (anggarannya) gede-gede," sambungnya.
Baca Juga: Jokowi Tegur Lagi Menteri yang Kerja Biasa-Biasa Saja
Lebih jauh, Kepala Negara meminta jajarannya untuk bekerja berdasarkan konteks krisis dan tidak seperti dalam keadaan normal biasa. Selain itu, pembelanjaan pemerintah juga harus mengutamakan produk-produk yang ada di dalam negeri.
"Misalnya di Kemenhan, bisa saja di DI (Dirgantara Indonesia), beli di Pindad, beli di PAL. Yang bayar di sini ya yang cash, cash, cash. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), beli produk dalam negeri. Saya kira Pak Menhan juga lebih tahu mengenai ini," tuturnya.
"Saya kira belanja-belanja yang dulu belanja ke luar, direm dulu. Beli, belanja, yang produk-produk kita. Agar apa? Ekonomi kena trigger, bisa memacu growth kita, pertumbuhan (ekonomi) kita," ucap Presiden.