"Muslim di China harus bisa memahami dan mendukung keputusan tidak pergi haji tahun ini. Ini sesuai dengan ajaran agama dan prosedur anti-epidemi," kata Zhang Feng, imam Masjid Sanlihe, Distrik, Xicheng, di laman resmi Asosiasi Islam China (CIA), Sabtu.
Sampai saat ini, di Arab Saudi, terdapat 180.000 orang positif COVID-19 dan lebih dari 1.500 orang meninggal dunia.
"Mengingat situasi tersebut, keselamatan menjadi faktor yang paling penting. Risiko potensial infeksi silang sangat mungkin terjadi selama berada di Arab Saudi," ujarnya.
Menurutnya, jika jemaah dari China jadi diberangkatkan, maka kemungkinan membawa virus tersebut kembali sangat tinggi.
"Menurut ajaran Islam, jika persyaratan tidak terpenuhi atau lingkungan objektif eksternal tidak memungkinkan, maka tidak perlu berhaji," jelas Zhang sambil mengutip Surat Albaqarah ayat 286.
Katanya, penangguhan ibadah haji itu bukan yang pertama kali dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi.
Setiap tahun, terdapat sekisar 7.000 hingga 12.000 anggota jemaah haji asal China yang berangkat ke Tanah Suci dengan menggunakan pesawat carter. Masa tunggu ibadah haji bagi umat Islam di China, berkisar antara dua hingga lima tahun.