Petugas Ambulans Telat karena Makan Siang, Mahasiswi Inggris Meregang Nyawa

| 11 Nov 2017 14:30
Petugas Ambulans Telat karena Makan Siang, Mahasiswi Inggris Meregang Nyawa
Ilustrasi ambulans (pixabay.com)
Jakarta, era.id - Seorang mahasiswi di Inggris, Kathryn Richmond (20), meregang nyawa akibat terlambat mendapat penanganan medis. Richmond menderita pecah limpa yang seharusnya mendapat penanganan darurat, namun petugas ambulans yang terbatas sedang tidak di tempat karena makan siang.

Dilansir dari Telegraph, orangtua Richmond menceritakan kronologi pemanggilan ambulans yang berujung kehilangan nyawa putrinya. Jumat (10/11/2017) siang pukul 12.14 waktu setempat, orangtua Richmond menelepon nomor ambulans 999, kemudian petugas ambulans mengategorikan panggilan itu sebagai “Red 1” atau pasien kritis.

Dalam kategori “Red 1”, ambulans harus datang maksimal delapan menit di tempat tujuan. Sementara saat itu, enam dari 13 ambulans yang tersedia, sedang tidak di tempat karena jam istirahat makan siang. Merasa tidak mungkin mencapai target delapan menit, supervisor klinik memerintahkan panggilan orangtua Richmond diturunkan kategorinya menjadi “Red 2”.

Kategori “Red 2” adalah kategori serius, namun tidak termasuk kondisi kritis. Supervisor klinik lebih memprioritaskan kasus lain untuk dilabeli sebagai “Red 1”. Dalam panggilan 999, para petugas ambulans ditekankan untuk tidak mudah melabeli pasien dengan kategori “Red 1” karena keterbatasan armada. Oleh sebab itu, supervisor mempertimbangkan Richmond sebagai “Red 2”.

Setelah 90 menit menunggu, petugas ambulans akhirnya tiba di rumah Richmond. Gadis belia itu langsung dilarikan ke Poole Hospital, Dorset, Inggris, namun nyawanya tak tertolong. Dokter mengungkapkan, Richmond masih memiliki harapan hidup jika ditangani lebih cepat.

Akibat peristiwa tersebut, orangtua Richmond yang sangat terpukul kemudian menuliskan sebuah catatan kepada sekretaris kesehatan di South Western Ambulance. Ia menyarankan harus ada rotasi istirahat siang agar kejadian serupa tak terjadi. Kepada orangtua Richmond, pihak South Western Ambulance meyakinkan telah memperbaiki sistem prioritas pada panggilan 999.

Kathryn Richmond diketahui sudah mengalami gangguan kelenjar langka sejak 2015. Ia meninggal pada usia 20 tahun, empat jam setelah mendapat penanganan di Poole Hospital, Dorset, Inggris.

Tags :
Rekomendasi