“Kita harus ingat bahwa ketika kantor Partai diserang, dan kita tidak bisa ikut pemilu pun, Partai menempuh jalan hukum dan selalu menggunakan akal sehat, atas pertimbangan nurani yang bening, guna menegaskan jalan politik partai yang menjiwai ideologi bangsa, yaitu Pancasila,” tutur Hasto dalam rilis pers, Selasa (13/2/2018).
Sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pernah difitnah bahwa ia melarang adanya adzan. Menanggapi hal ini, Megawati, diungkapkan oleh Hasto, selalu berjuang dalam diam. Dalam diamnya, Megawati memperjuangkan nilai-nilai keadilan, kemanusiaan, dan ketuhanan dan selalu berpesan kepada masyarakat serta kadernya untuk dapat lebih berjuang mengedepankan nilai-nilai itu.
“Diamnya Ibu Megawati sebenarnya disertai keprihatinan yang mendalam, bahwa martabat kita sebagai bangsa, mengalami kemunduran,” tuturnya,” tuturnya.
Oleh karenanya, Hasto mengajak masyarakat terlebih lagi para kader PDI Perjuangan untuk mampu mengajarkan nilai-nilai kebenaran, moral, dan etika yang baik, serta peradaban sebagai bangsa yang santun dan toleran. Kebencian juga bukanlah solusi untuk menyelesaikan perkara, sebab lebih baik diselesaikan dengan hukum yang berkeadilan.
“Karena itulah setiap anggota dan kader partai harus berdisiplin berbicara, berpikir positif, dan terus menunjukkan tradisi politik yang membangun peradaban,” tutupnya.