Jatuh Bangun Mozambik Benahi Kerusakan Hutan Bakau

| 17 Feb 2018 07:45
Jatuh Bangun Mozambik Benahi Kerusakan Hutan Bakau
Ilustrasi (Pixabay)
Mozambik, era.id – Mozambik sedang berjuang keras untuk melindungi 300 ribu hektar lahan bakau yang terancam dampak perubahan iklim dan ulah manusia. 

Menurut Lembaga Penyelidikan Perikanan Nasional Mozambik, Provinsi Maputo di bagian selatan dan Zambezia, juga Provinsi Sofala di bagian tengah, serta Provinsi Mampula di bagian utara adalah empat wilayah yang terdampak paling parah dalam hal kerusakan hutan bakau.

Konsultan Lembaga Penyelidikan Perikanan Nasional Mozambik, Salomao Bandeira mengatakan, saat ini pihaknya tengah mencari metode yang paling potensial untuk menangani kerusakan hutan bakau.

"Kami saat ini sedang membahas model yang potensial yang dapat dipertimbangkan bagi penanganan hutan bakau di daerah kota dan desa, ungkap Salomao di Maputo sebagaimana dikutip Antara, Jumat (16/2/2018).

"Jika kita melihat perluasan kota besar kita, semua itu terjadi di daerah di dekat hutan bakau, Kota Quelimane, termasuk di Ibu Kota Mozambik. Dan Maputo adalah contoh untuk itu," tambahnya.

Saat ini, sejumlah lembaga terkait terus melakukan koordinasi dalam pengembangan strategi penanganan kerusakan hutan bakau yang efisien dengan mempertimbangkan penyebab yang mengakibatkan kerusakan, baik akibat kegiatan manusia ataupun oleh penyebab alam.

Di Mozambik, hutan bakau merupakan salah satu sumber penghasilan utama. Sebab, lebih dari 60 persen penduduk Mozambik merupakan mereka yang hidup di sepanjang pantai. Dan bakau, jadi bahan utama pembuatan rumah dan perahu.

Hutan bakau di Mozambik merupakan ekosistem terbesar di wilayah Afrika Selatan. Pada tahun 2017, dalam konferensi PBB, negara itu berkomitmen untuk menanam 5.000 hektar lahan hutan bakau hingga 2022. Hingga kemarin (16/2), setidaknya 15 hektar lahan telah berhasil digarap.

Tags :
Rekomendasi