Siswa AS Tuntut Kebijakan Kontrol Senjata

| 22 Feb 2018 10:31
Siswa AS Tuntut Kebijakan Kontrol Senjata
(Foto: Twitter @DStrassmann)
Washington, era.id - Kematian 17 siswa di sebuah sekolah di Florida, Amerika Serikat memancing masyarakat untuk kembali menaikan isu kebijakan kontrol senjata di negara tersebut, tidak terkecuali siswa-siswa sekolah yang sering menjadi sasaran pembunuhan massal menggunakan senjata. 

Di Washington, puluhan siswa sekolah menengah berbaring di depan Gedung Putih menuntut Presiden Donald Trump dan pemerintah memberikan respon atas kebijakan kontrol senjata yang lemah di Negeri Paman Sam. 

Hingga hari ini, Rabu (21/2/2018) protes tersebut belum selesai. Ratusan siswa sekolah menengah yang berasal dari berbagai daerah di AS kembali melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk solidaritas.

Para siswa meminta agar kongres mampu mengambil tindakan konkret, terutama untuk melindungi wilayah sekolah dari senjata. Beberapa siswa juga membawa sebuah banner tuntutan bertuliskan; "Jadikan Sekolah Kami Lebih Aman" dan "Apakah Kami Korban Selanjutnya?"

Tapi Trump tidak membahas isu kontrol senjata ini dalam kongres. Sementara di parlemen, Partai Republik menuduh Partai Demokrat memainkan isu ini sebagai bahan kampanye. Menurut Senator Republik asal Florida Carlos Curbelo, partainya siap membangun sebuah kesepakatan senjata yang lebih bertanggung jawab. 

"Ada banyak Republikan yang siap mendukung undang-undang keamanan senjata yang masuk akal, undang-undang baru, undang-undang yang lebih kuat yang melindungi hak bagi warga negara yang bertanggung jawab,"ujarnya, dilansir dari CNN.com.

Sedangkan Partai Demokrat, saat ini fokus dalam hal perombakan ulang undang-undang tata kelola. Pemimpin Fraksi Partai Demokrat Chuck Schummer mengatakan, penggunaan senjata yang tidak bertanggung jawab adalah inti dari teror senjata yang terjadi di AS dalam lima tahun terakhir.

"RUU yang telah disiapkan harus mampu melihat latar belakang, permasalahan dan mencegah lebih jauh bagaimana seseorang yang tidak bertangung jawab bisa mendapatkan senjata," tukas Schummer. 

Rekomendasi